Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Dilema UMKM: Gaji Karyawan, Mampukah Bisnis Kecil Ini Memberi, Mau Karyawan Bertahan?

14 Juni 2025   19:57 Diperbarui: 14 Juni 2025   19:57 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perajin batik Pak Suroto dan karyawannya sedang membatik di Desa Jarum, Bayat, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (14/6/2025). | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Setiap usaha, besar atau kecil, pasti punya tantangan. Untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), salah satu tantangan paling berat seringkali ada di urusan gaji karyawan. 

Ini bukan cuma soal punya uang atau tidak, tapi juga tentang bagaimana menjaga semangat pekerja, sementara bisnis sendiri masih merangkak naik. 

Pertanyaan besarnya, mampukah UMKM memberi gaji karyawan yang layak, dan maukah karyawan bertahan dengan kondisi yang ada? Ini adalah dilema yang seringkali bikin pusing para pemilik UMKM.

Hari ini, Sabtu, 14 Juni 2025 saya berkunjung ke Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Daerah ini terkenal dengan UMKM-nya yang beragam dan unik. 

Ada desa yang khusus membuat batik rumahan, ada pembuat gerobak angkringan khas Yogya, sampai pengrajin cobek. 

Saat ngobrol dengan para pemilik usaha di sana, saya jadi lebih paham betapa rumitnya urusan gaji UMKM ini.

Kerajinan Batik Rumahan di Desa Jarum Klaten

Pertama, saya mampir ke sentra kerajinan batik rumahan di Desa Jarum, Klaten. Di sana, banyak ibu-ibu atau bapak-bapak yang bekerja sebagai pembatik atau bagian dari proses produksi batik. 

Mereka rata-rata punya keahlian turun-temurun. Kualitas batiknya bagus, prosesnya juga cukup rumit dan butuh ketelitian.

Salah satu pemilik UMKM batik, Pak Suroto, cerita kalau dia kesulitan mencari pekerja muda. "Yang mau sabar membatik itu sekarang susah. Generasi muda lebih suka kerja di pabrik atau di kota," katanya, di desa Jarum, Bayat, Klaten.

Alasannya jelas, gaji karyawan di pabrik atau perusahaan di kota lebih jelas dan biasanya lebih tinggi, ditambah tunjangan lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun