Tahun 2025 menjadi saksi bisu perjalanan mudik kami, sebuah keluarga kecil yang terdiri dari saya, istri tercinta, dan ketiga buah hati kami yang penuh semangat.Â
Rute yang kami tempuh kali ini adalah jalur familiar namun selalu menyimpan kerinduan yakni dari stasiun Kiaracondong yang ramai di jantung Kota Bandung menuju ke kedamaian Cicalengka di Kabupaten Bandung.Â
Sebuah perjalanan yang meskipun tergolong lokal, namun membuka jendela dunia bagi kami, terutama melalui interaksi dan pemandangan yang tersaji di sepanjang rel.
Pilihan transportasi kami jatuh pada KA Ekonomi Lokal Commuter Line Bandung Raya. Bukan tanpa alasan, beberapa pertimbangan matang telah kami lakukan. Pertama, tentu saja faktor biaya.Â
Dengan harga tiket yang sangat bersahabat, hanya Rp5.000 per orang, perjalanan ini menjadi pilihan yang sangat terjangkau bagi kantong kami, terutama dengan membawa serta tiga orang anak.Â
Di tengah hiruk pikuk persiapan Lebaran yang seringkali menguras biaya, tarif kereta ini menjadi angin segar.
Namun, keterjangkauan harga tiket sama sekali tidak mengorbankan kenyamanan. Ini adalah poin kedua yang membuat kami mantap memilih kereta ini.Â
Kami sering mendengar cerita tentang kondisi kereta ekonomi yang kurang nyaman, namun Commuter Line Bandung Raya memberikan pengalaman yang jauh berbeda.Â
Gerbong kereta yang kami tumpangi terasa bersih dan terawat dengan baik. Yang lebih menggembirakan lagi, fasilitas pendingin udara (AC) berfungsi dengan sangat baik, menciptakan suasana sejuk dan nyaman di tengah kepadatan penumpang yang juga ingin merayakan hari raya di kampung halaman.
Hari keberangkatan tiba dengan semangat yang membuncah. Stasiun Kiaracondong pagi itu tampak lebih ramai dari biasanya, dipenuhi oleh para pemudik dengan tujuan yang beragam.Â
Namun, antrean tiket dan proses boarding berjalan cukup lancar dan tertib. Begitu memasuki gerbong kereta, kami langsung merasakan kenyamanan yang dijanjikan. Tempat duduk yang meskipun sederhana, namun cukup nyaman untuk perjalanan singkat kami.