Di tengah isu keracunan makanan bergizi gratis yang sedang ramai diperbincangkan di berbagai daerah, sebuah pengalaman menarik justru hadir sebagai oase yang menyejukkan. Pengalaman ini memberikan secercah harapan akan kekuatan, kesehatan, dan keberdayaan yang dapat tumbuh dari inisiatif sederhana di tengah masyarakat.
Pada hari Ahad pagi ini, tanggal 4 Mei 2025, suasana hangat terasa di masjid tempat kami melaksanakan kegiatan rutin setelah menunaikan ibadah shalat Subuh. Setiap hari Ahad Subuh, masjid ini menjadi pusat berkumpulnya jamaah untuk mendengarkan ceramah agama yang memberikan pencerahan dan mempererat tali silaturahmi.
Namun, ada yang berbeda pada Ahad pagi ini. Setelah ceramah usai, sebuah kejutan manis menanti para jamaah. Hidangan sarapan berupa nasi kuning (kunyit) telah disiapkan dan dibagikan secara gratis kepada seluruh jamaah yang hadir.
Nasi kuning yang tersaji tampak begitu menggugah selera dengan warnanya yang kuning cerah, berasal dari kunyit alami yang memberikan aroma khas yang membangkitkan nafsu makan. Hidangan ini bukan sekadar nasi kuning biasa, melainkan sebuah paket sarapan bergizi lengkap yang disiapkan dengan penuh cinta dan kepedulian.
Dalam setiap sepiring nasi kuning, terdapat lauk pauk yang tak kalah menggoda. Telur semur yang manis gurih, tumis buncis yang renyah dan kaya serat, serta tumis tahu tempe yang merupakan sumber protein nabati yang penting bagi tubuh.
Tak ketinggalan, rempeyek kacang yang renyah menambah tekstur dan cita rasa yang semakin memperkaya pengalaman sarapan pagi ini. Sebagai pelengkap, air putih hangat disajikan untuk menemani santapan pagi yang menyehatkan ini.
Yang lebih istimewa dari hidangan sarapan ini adalah sumbernya. Nasi kuning dan segala kelengkapannya ini berasal dari sedekah umat, dari warga dan jamaah masjid yang dengan tulus ikhlas berbagi rezeki untuk sesama.
Inisiatif sederhana ini sungguh menyentuh hati. Di tengah berbagai tantangan dan kesulitan hidup, masih ada kebaikan dan kepedulian yang tumbuh subur di tengah masyarakat. Semangat berbagi dan gotong royong ini menjadi modal sosial yang sangat berharga bagi bangsa ini.
Sarapan bergizi gratis ini bukan hanya sekadar mengisi perut yang lapar setelah beribadah. Lebih dari itu, ini adalah wujud nyata dari kepedulian terhadap kesehatan dan kesejahteraan sesama. Dengan asupan gizi yang baik di pagi hari, diharapkan para jamaah dapat memulai hari dengan energi dan semangat yang optimal.
Kegiatan ini juga menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar jamaah. Sambil menikmati sarapan bersama, terjalinlah percakapan hangat, berbagi cerita, dan saling menguatkan. Masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi ruang sosial yang membangun kebersamaan.
Pengalaman ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kebersamaan, kepedulian, dan semangat berbagi dalam membangun masyarakat yang sehat, kuat, dan berdaya. Inisiatif sederhana seperti ini, jika dilakukan secara berkelanjutan, dapat memberikan dampak positif yang besar bagi kualitas hidup masyarakat.