Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Wanita Hebat: Sehat, Bahagia, dan Merasakan Manisnya Iman Melalui Ibadah Penuh Pasca Menopause

24 April 2025   21:17 Diperbarui: 24 April 2025   21:17 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Wanita muslim pasca menopause khusyu membaca Al Quran. | Image by Unsplash.com/Nina Zeynep Gler

Ada fase dalam kehidupan seorang wanita yang sering disebut menopause. Ini adalah masa di mana tubuh mengalami perubahan besar, mengakhiri siklus bulanan yang sudah terjadi bertahun-tahun.

Bagi sebagian wanita, masa transisi ini mungkin terasa menantang. Ada gejala fisik atau emosional yang perlu dihadapi. Tapi setelah fase transisi itu terlewati, banyak hal baik menanti.

Wanita yang sudah melewati masa menopause dan mencapai fase setelahnya seringkali bisa menjadi "Wanita Hebat". Mereka hebat karena bisa mencapai kondisi tertentu yang sangat berharga.

Kondisi itu adalah merasa lebih sehat secara fisik, lebih bahagia di hati, dan yang paling istimewa, merasakan "manisnya iman" melalui ibadah yang bisa dijalankan dengan penuh dan lancar.

Salah satu perubahan paling signifikan bagi wanita muslim saat menopause adalah berhentinya periode haid. Bagi mereka yang taat beribadah, ini adalah perubahan yang sangat disambut baik.

Berhentinya haid berarti tidak ada lagi hari-hari dalam sebulan di mana mereka terhalang untuk melaksanakan shalat wajib lima waktu.

Tidak ada lagi puasa Ramadan yang terputus di tengah hari, yang kemudian harus "dipinjam" atau diganti di hari lain.

Ini adalah sebuah "kebebasan beribadah" yang baru. Sebuah anugerah yang mungkin sangat dirindukan selama masa-masa produktif sebelumnya.

Sekarang, shalat Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya' bisa dijalankan setiap hari, tanpa henti, di awal waktu jika memungkinkan.

Puasa di bulan Ramadan pun bisa dijalankan sebulan penuh, dari hari pertama sampai hari terakhir, mengikuti jamaah lainnya tanpa jeda.

Shalat-shalat sunnah yang dianjurkan pun bisa dikerjakan kapan saja ada kesempatan, tanpa perlu memeriksa kalender biologis lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun