Generasi Z, dikenal dengan kecakapan digital dan pemikiran inovatif, seringkali menghadapi tantangan unik saat memasuki dunia kerja, terutama dalam proses wawancara.Â
Meskipun memiliki segudang potensi, kegugupan dan kurangnya pengalaman praktis dalam situasi formal seperti wawancara dapat menjadi penghalang utama.Â
Di sinilah peran strategis orang tua, khususnya dengan pendekatan "cool" yang memahami dinamika generasi ini, menjadi sangat krusial.
Konsep orang tua "cool" di sini merujuk pada gaya pengasuhan yang tidak kaku, terbuka terhadap ide-ide baru, dan mampu berkomunikasi secara efektif dengan Gen Z.Â
Alih-alih memberikan tekanan berlebihan atau nasihat klise, orang tua "cool" hadir sebagai fasilitator dan mentor, membekali anak-anak mereka dengan keterampilan yang relevan melalui metode yang menarik dan aplikatif.
Salah satu cara paling efektif yang dapat dilakukan oleh orang tua "cool" adalah dengan mengambil peran sebagai "HRD dadakan" di rumah.Â
Inisiatif ini melibatkan penyelenggaraan sesi mock interview atau simulasi wawancara kerja dalam lingkungan yang aman dan familiar.Â
Tujuannya bukan untuk menakut-nakuti atau menguji kemampuan Gen Z secara formal, melainkan untuk memberikan pengalaman berharga dan membangun rasa percaya diri mereka.
Proses mock interview ini dapat dirancang sedemikian rupa agar menyerupai situasi wawancara kerja sesungguhnya, mulai dari persiapan ruangan, jenis pertanyaan yang diajukan, hingga durasi waktu.Â
Orang tua dapat mencari referensi pertanyaan-pertanyaan umum dalam wawancara kerja atau bahkan menyesuaikannya dengan bidang pekerjaan yang diminati oleh anak mereka.
Keuntungan utama dari mock interview di rumah adalah adanya ruang untuk belajar dan bereksperimen tanpa konsekuensi negatif.Â