Tradisi nadran, nyekar, atau ziarah kubur merupakan bagian tak terpisahkan dari perayaan Idulfitri di Indonesia. Setelah menunaikan salat Idulfitri dan bersilaturahmi dengan sanak saudara serta tetangga, umat Muslim berbondong-bondong mengunjungi makam leluhur untuk berdoa.Â
Di balik tradisi yang sarat akan nilai spiritual ini, tersembunyi berkah ekonomi yang signifikan bagi masyarakat kecil.
Nadran makam menciptakan ekosistem ekonomi mikro yang menghidupi banyak orang. Para pedagang bunga, misalnya, mendapatkan lonjakan permintaan yang luar biasa. Bunga-bunga segar yang mereka jual menjadi simbol penghormatan dan doa bagi para leluhur.Â
Di sekitar area pemakaman, pedagang makanan dan minuman juga menjajakan dagangannya, menyediakan kebutuhan para peziarah yang datang dari jauh. Tak ketinggalan, para juru parkir pun turut merasakan berkah Lebaran dengan mengatur lalu lintas kendaraan yang memadati area pemakaman.
Lebih dari sekadar transaksi ekonomi, nadran makam menjadi ajang gotong royong dan solidaritas. Masyarakat kecil saling bahu-membahu menyediakan layanan dan barang kebutuhan para peziarah.Â
Para pedagang tidak hanya mencari keuntungan semata, tetapi juga turut serta dalam melestarikan tradisi leluhur. Di sisi lain, para peziarah dengan sukarela memberikan sedekah kepada para pedagang dan juru parkir sebagai bentuk rasa syukur dan kepedulian.
Nadran makam juga menjadi sarana pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat kecil. Para pedagang dan juru parkir yang umumnya berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah mendapatkan penghasilan tambahan yang signifikan.Â
Penghasilan ini membantu mereka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, terutama setelah pengeluaran besar selama bulan Ramadan dan Idulfitri. Dengan demikian, nadran makam bukan hanya tentang mengenang leluhur, tetapi juga tentang membangun ekonomi kerakyatan yang inklusif.
Berkah Ekonomi bagi Pedagang Kecil
Lonjakan pengunjung yang memadati area pemakaman selama tradisi nadran makam menciptakan peluang emas bagi para pedagang kecil. Mereka tidak hanya menjual bunga dan makanan, tetapi juga berbagai pernak-pernik khas Lebaran, seperti mainan anak-anak, hiasan makam, dan perlengkapan ibadah.Â
Keuntungan yang mereka peroleh dari penjualan ini sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, terutama setelah pengeluaran besar selama bulan Ramadan. Bahkan, beberapa pedagang kecil mampu menabung sebagian keuntungan mereka untuk modal usaha di masa depan.