Pasca merampungkan ibadah puasa Ramadan yang penuh khidmat, umat Muslim merayakan Idulfitri dengan berbagai tradisi yang mempererat tali persaudaraan.Â
Salah satu tradisi yang masih lestari di Indonesia, khususnya di Garut, Jawa Barat adalah "Rumah Terbuka".Â
Lebih dari sekadar ajang bersalaman dan saling memaafkan, "Rumah Terbuka" menjelma menjadi panggung pertunjukan silaturahmi, di mana seni berkomunikasi hati dan berinteraksi antar anggota keluarga ditampilkan dengan apik.Â
Di tengah kesibukan dan jarak yang mungkin memisahkan, momen ini menjadi oase untuk kembali merajut kebersamaan.
"Rumah Terbuka" bukan hanya tentang bertukar ucapan maaf, tetapi juga tentang menciptakan ruang di mana setiap anggota keluarga dapat merasa diterima dan dihargai.Â
Di rumah paman di Tarogong Kaler, Garut, pada Rabu, 2 April 2025, keturunan Almarhum Bapak Aki Tono Rancabango berkumpul untuk merayakan Idulfitri 1446 Hijriah.Â
Acara ini menjadi momentum untuk saling bertukar cerita, mengenang masa lalu, dan memperkuat ikatan keluarga. Hidangan khas Lebaran, tawa anak-anak yang menerima hadiah uang, dan foto bersama menjadi saksi bisu kehangatan silaturahmi yang terjalin.
Lebih dari sekadar tradisi, "Rumah Terbuka" adalah investasi sosial yang memperkuat fondasi keluarga. Dalam momen ini, nilai-nilai luhur seperti saling menghormati, mengasihi, dan memaafkan diwariskan kepada generasi muda.Â
Acara ini bukan hanya tentang merayakan kemenangan setelah berpuasa, tetapi juga tentang membangun jembatan hati yang kokoh antar anggota keluarga.
Seni Berkomunikasi Hati
Dalam "Rumah Terbuka" pasca Ramadan, seni berkomunikasi hati terwujud melalui tatapan mata yang penuh kasih, senyuman hangat, dan ucapan maaf yang tulus.Â