Bulan Ramadan, khususnya 10 hari terakhir, adalah momen yang sangat istimewa bagi umat Muslim. Di fase ini, umat Islam berlomba-lomba meningkatkan ibadah untuk meraih Lailatul Qadar.Â
Namun, di tengah kesibukan ibadah, seringkali orang tua lupa bahwa anak-anak juga mengalami perubahan rutinitas yang signifikan.Â
Perubahan ini dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental merekamc karena itu, mendengarkan keluhan anak menjadi sangat penting agar mereka tetap sehat dan semangat beribadah.
Anak-anak, terutama yang masih kecil, mungkin kesulitan mengungkapkan keluhan mereka secara verbal. Mereka mungkin menunjukkan perubahan perilaku, seperti menjadi lebih rewel, mudah marah, atau menarik diri.Â
Orang tua perlu peka terhadap perubahan ini dan proaktif bertanya kepada anak tentang apa yang mereka rasakan. Mendengarkan keluhan anak bukan hanya tentang mengetahui masalah mereka, tetapi juga tentang membangun hubungan yang kuat dan penuh kasih sayang.Â
Ketika anak merasa didengar, mereka merasa dihargai dan dicintai, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesehatan mental mereka.
Di 10 hari terakhir Ramadan, anak-anak mungkin mengalami kelelahan fisik karena kurang tidur dan perubahan pola makan. Mereka juga mungkin mengalami stres karena harus menyesuaikan diri dengan rutinitas ibadah yang lebih intens.Â
Oleh karena itu, orang tua perlu memperhatikan kesehatan fisik dan mental anak secara seksama. Mendengarkan keluhan anak adalah langkah awal untuk mengetahui masalah yang mereka hadapi dan memberikan solusi yang tepat.Â
Dengan demikian, anak-anak dapat menjalankan ibadah di 10 hari terakhir Ramadan dengan optimal dan meraih keberkahan Lailatul Qadar.
Perubahan Rutinitas Anak di 10 Hari Terakhir Ramadan
Perubahan rutinitas anak di 10 hari terakhir Ramadan seringkali tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga mental mereka. Anak-anak yang terbiasa dengan jadwal tidur dan makan yang teratur mungkin merasa kesulitan beradaptasi dengan perubahan yang tiba-tiba.Â