Fenomena lonjakan harga cabai yang sering terjadi di Indonesia, terutama saat bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri, merupakan masalah kompleks yang dipicu oleh berbagai faktor, salah satunya adalah cuaca buruk.Â
Perubahan iklim yang semakin ekstrem, seperti curah hujan tinggi, banjir, kekeringan, dan perubahan suhu yang tidak menentu, telah memberikan dampak signifikan terhadap produksi cabai.Â
Kondisi ini menyebabkan gagal panen, penurunan kualitas hasil panen, dan gangguan pada rantai distribusi, yang pada akhirnya berujung pada lonjakan harga cabai di pasaran.
Tradisi Lonjakan Harga Cabai di Ramadan dan Idul Fitri
Tradisi lonjakan harga cabai di Ramadan dan Idul Fitri merupakan fenomena tahunan yang telah menjadi bagian dari dinamika pasar komoditas di Indonesia. Peningkatan permintaan yang signifikan menjadi pendorong utama kenaikan harga ini.Â
Selama bulan Ramadan, masyarakat cenderung meningkatkan konsumsi hidangan pedas sebagai bagian dari menu berbuka puasa dan sahur. Berbagai hidangan khas seperti sambal, rendang, dan aneka masakan pedas lainnya menjadi primadona di meja makan.Â
Lalu, tradisi buka puasa bersama yang marak diadakan di berbagai tempat juga turut meningkatkan permintaan cabai. Menjelang Idul Fitri, persiapan hidangan khas seperti opor ayam, rendang, dan sambal goreng juga membutuhkan pasokan cabai yang lebih besar.
Namun, peningkatan permintaan ini seringkali tidak diimbangi dengan ketersediaan pasokan yang memadai. Faktor cuaca buruk, seperti musim hujan yang sering terjadi di Indonesia, menjadi salah satu penyebab utama terganggunya pasokan cabai.Â
Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan gagal panen, kerusakan tanaman, dan gangguan pada proses distribusi. Akibatnya, pasokan cabai di pasar menjadi terbatas, sementara permintaan terus meningkat. Hukum ekonomi pun berlaku, di mana kelangkaan barang akan menyebabkan kenaikan harga.
Selain faktor cuaca, faktor lain yang turut memengaruhi lonjakan harga cabai adalah rantai distribusi yang panjang dan kompleks. Proses distribusi cabai dari petani ke konsumen melibatkan berbagai pihak, mulai dari pengepul, pedagang besar, hingga pedagang eceran.Â