Rabu, 12 Februari 2025, di sebuah tempat yang sejuk dan asri di kawasan Pangalengan, Kabupaten Bandung, saya bersama rekan-rekan guru dan anak-anak kelas 6 SD Plus Al Ghifari Kota Bandung tengah menjalani kegiatan rutin yang kami sebut "muhasabah". Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kami untuk mengembleng mental siswa di penghujung masa pendidikan mereka di sekolah dasar.
Suasana sore di Pangalengan terasa begitu istimewa. Setelah seharian beraktivitas dan belajar, tiba saatnya bagi anak-anak untuk menikmati hidangan makan malam. Namun, ada pemandangan yang menarik perhatian saya dan rekan-rekan guru. Anak-anak dengan tertib dan sabar mengantri untuk mengambil makanan mereka. Tidak ada dorong-mendorong, tidak ada serobot antrian. Semuanya berjalan dengan tenang dan teratur.
Momen ini menjadi pelajaran berharga tentang keterampilan sosial (social skills) bagi anak-anak. Antrian makan, yang mungkin terlihat sebagai kegiatan sederhana, ternyata memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan keterampilan sosial mereka.
Antrian Makan sebagai Laboratorium Mini Keterampilan Sosial
Antrian makan, di mata sebagian orang, mungkin hanya terlihat sebagai kegiatan rutin dan membosankan. Namun, bagi anak-anak, antrian makan adalah panggung kecil di mana mereka belajar dan mempraktikkan berbagai keterampilan sosial yang sangat penting untuk kehidupan mereka.Â
Bisa dibayangkan sebuah laboratorium mini yang penuh dengan interaksi sosial, di mana setiap anak menjadi ilmuwan sosial yang sedang mengamati dan mempelajari lingkungannya. Di sinilah kesabaran diuji, ketika anak-anak harus menunggu giliran mereka dengan tenang tanpa menyerobot atau merengek.Â
Antrian mengajarkan mereka untuk menghormati hak orang lain, bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan makanan. Lebih dari itu, antrian adalah tempat yang tepat untuk menumbuhkan rasa empati.Â
Anak-anak belajar untuk memahami bahwa ada orang lain yang mungkin lebih lapar atau lebih membutuhkan makanan daripada mereka. Mereka belajar untuk berbagi, mengalah, dan mendahulukan orang lain.
Tidak hanya itu, antrian makan juga menjadi ajang yang menyenangkan untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Anak-anak bisa saling bertanya tentang makanan yang mereka pilih, bercanda, atau bertukar cerita. Interaksi ini membantu mereka untuk membangun hubungan sosial yang sehat dan mempererat pertemanan.Â
Bahkan, tak jarang antrian menjadi tempat anak-anak belajar untuk bekerja sama. Mereka bisa saling membantu membawa piring, mengingatkan teman yang lupa, atau berbagi tempat duduk. Semua interaksi ini adalah pelajaran berharga tentang pentingnya kerjasama dalam kehidupan sosial.Â
Lebih jauh lagi, antrian makan juga melatih anak-anak untuk mengendalikan diri. Mereka belajar untuk menahan keinginan sesaat dan mengikuti aturan yang ada. Ini adalah modal penting untuk menjadi individu yang bertanggung jawab dan disiplin.