Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Jahe dalam Balutan Plastik Bekas: Inovasi dari Dapur Rumah, Langkah Kecil Dampak Besar bagi Keluarga

11 Februari 2025   10:07 Diperbarui: 11 Februari 2025   10:07 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jahe yang ditanam menggunakan media plastik bekas di rumah. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Di era modern ini, sampah plastik menjadi masalah global yang tak terhindarkan. Di setiap rumah, tumpukan plastik bekas karung, botol, dan kemasan lainnya menjadi pemandangan sehari-hari. Tak terkecuali di rumah sederhana kami.

Istri saya, Bu Ida Farida, seorang ibu rumah tangga yang kreatif dan peduli lingkungan, tak pernah berhenti mencari cara untuk mengurangi sampah dan memberikan manfaat bagi keluarga.

Suatu pagi, ketika sedang membereskan dapur, matanya tertuju pada tumpukan plastik bekas yang sudah tidak terpakai. Ide cemerlang pun muncul di benaknya. 

"Bagaimana kalau plastik-plastik ini saya gunakan untuk menanam jahe?" gumamnya, saat berbagi cerita.

Jahe, bukan sekadar bumbu dapur. Ia adalah rahasia sehat keluarga kami. Minuman jahe hangat selalu menjadi andalan ketika anggota keluarga merasa tidak enak badan. Jahe juga menjadi bahan utama dalam berbagai masakan tradisional yang kami sukai.

Dengan berbekal gunting, tanah subur, dan beberapa rimpang jahe yang sudah mulai bertunas, Bu Ida memulai aksinya. Ia memilih plastik-plastik yang cukup kuat dan berukuran sedang.

Dengan hati-hati, ia melubangi bagian bawah plastik untuk memastikan air tidak menggenang dan merusak tanaman. Kemudian, ia mengisi plastik-plastik itu dengan tanah sekitar rumah dan campuran kompos.

Rimpang jahe yang sudah bertunas ia tanam dengan hati-hati di setiap wadah plastik. Ia meletakkan wadah-wadah itu di tempat yang cukup mendapatkan sinar matahari, namun tidak terlalu terik.

Setiap pagi dan sore, ia dengan telaten menyiram tanamannya. Sesekali ia menambahkan pupuk alami dari sisa-sisa makanan untuk menyuburkan tanaman.

Anak-anak kami pun ikut terlibat dalam kegiatan ini. Mereka dengan senang hati membantu Bu Ida menyiram tanaman, menjaga dari hama, dan menanti hasil dengan penuh semangat.

Bagi mereka, ini bukan hanya kegiatan berkebun, tapi juga pembelajaran berharga tentang pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan barang bekas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun