Mohon tunggu...
Jumari (Djoem)
Jumari (Djoem) Mohon Tunggu... Seniman - Obah mamah

Hidup bergerak, meski sekedar di duduk bersila.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nikmatnya Tak Nikmat

2 Maret 2014   12:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:19 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13937116181874970135

Ibuku pernah menasehati adikku perempuan yang pinter masak. Nok, kalau besar nanti, lebih baik buka warteg. Sebab masakanmu mirasa, enak dan bikin orang ketagihan dan habiskan nasi sewakul. Bukankah itu bisa nolong saudara-saudara kamu yang kurus-kurus bisa jadi gendut. Saudara jadi gendut, tetagga gendut, akhirnya kamu jadi pahlawan pergendutan tingkat RT.

Belum lagi nanti kalau terbukti masakan kamu memang paling mak nyus. Berapa banyak keluarga yang congkrah (bertengkar) gara-gara masakan istrinya kurang enak tertolong. Bukankah gelar kamu tambah lagi, sebagai penyelamat keharmonisa rumah tangga.

Kalau sudah begitu, tetangga akan mencari tahu rahasia resep masakanmu. Nah gunakan situasi itu, bujuk tetangga untuk mengadakan pelatihan masak. Yang nantinya dalam pelatihan itu, kamu akan menjabarkan resep masakanmu dengan sedetail-detailya. Sudah pasti kamu akan dijadikan guru masak bagi para tetangga se RT.

Nah sudah berapa untung kamu dapat kalau kamu mau buka warteg. Ngiras-ngirus Nok, Nyewu ngiras ngijing, anak rabi kamu kopen, ketambah kamu masih bisa bantu suami cari nafkah demi kesejahteraan rumah tangga kamu nanti. Walhasil, keluarga kamu juga akan disegani orang setingkat RT.

Adikkupun menjawab dengan asal saja. Iya Mak, berhubung masakan enak, bikin gendut orang, akhirnya orang malas bekerja karena kemlekaren. Istri-istri tetangga protes karena namaku selalu disebut-sebut oleh suaminya, terus namaku tercemar, bahkan cowokpun tak mau mendekat takut kalau aku ternyata simpenan orang se-RT.

Gambar ilustrasi diambil dari: http://entertainment.kompas.com/read/2013/03/13/1012175/Talenta.Terhambat.Ortu.yang.Kurang.Berpendidikan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun