Mohon tunggu...
Juhfah Sarifah
Juhfah Sarifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Foto saya

Lebih baik belajar walaupun terkadang lelah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Psikologi TokohUtama dalam Novel Pesung Kiwa karya Okky Madasari (Kajian Psikologi Humanistik)

20 Januari 2022   15:51 Diperbarui: 20 Januari 2022   16:00 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

 Karya sastra merupakan hasil dari ekspresi ungkapan perasaan seseorang yang biasanya dikaitkan dengan kehidupan nyata, baik kehidupan pengarang itu sendiri maupun kehidupan di lingkungan sekitarnya. Karya sastra juga berasal dari imajinasi seseorang yang berhubungan dengan realitas kehidupan. Di mana realitas kehidupan merupakan cerminan kehidupan yang di dalamnya terdapat gejala kejiwaan yang dapat ditunjukkan melalui sikap dan perilaku manusia.

 Pengajaran sastra memiliki peran bagi pemupukan kecerdasan siswa dalam semua aspek termasuk karakter. Artinya sastra menjadi sangat penting, tidak hanya sastra berperan dalam penanaman fondasi keluhuran budi pekerti, melaikan sastra juga memiliki andil dalam pembentukan karakter yang jujur sejak dini. Melalui pergulatan dan pertemuan intensif dengan teks-teks sastra para siswa akan mendapatkan bekal pengetahuan yang mendalam tentang manusia, hidup dan kehidupan, serta berbagai kompleksitas problematika dimensi hidup yang disebabkan oleh arus modernisasi.

 Ada berbagai bentuk karya fiksi, salah satunya yaitu novel. Novel dapat dikaji dari beberapa aspek , misalkan penokohan, isi cerita, setting, alur dan makna. Semua kajian itu dilakukan hanya untuk mengetahui sejauh mana karya fiksi dinikmati oleh pembaca. Tanggapan pembaca terhadap satu novel yang sama tentu akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat pemahaman dan daya imajinatif mereka. Penokohan adalah cara perlukisan gambar yang jelas tentang seorang tokoh dalam sebuah cerita rekaan. Penokohan bersifat luas, tokoh, perwatakan dan penempatan sebuah cerita yang sanggup memberikan gambaran terhadap pembaca. 

 Gejala-gejala kejiwaan tersebut tidak secara langsung diceritakan oleh pengarang, tetapi diceritakan melalui perwatakan para tokohnya. Novel merupakan salah satu karya sastra yang diciptakan berdasarkan pemikiran dan imajinasi pengarangnya. Hal ini serupa dengan pendapat Rahayu bahwa novel adalah karya sastra yang berfungsi sebagai tempat menuangkan pemikiran pengarangnya sebagai reaksi atas keadaan sekitarnya. Novel erat kaitannya dengan kejiwaan para tokoh yang terdapat di dalamnya. Salah satu novel yang memuat akan permasalahankejiwaan ialah novel Pasung Jiwa (2013) karya Okky Madasari. Pasung Jiwa dapat berarti jiwa yang terpasung, jiwa yang tidak mempunyai kebebasan dan terkekang.

 Berkaitan dengan penelitian ini, salah satu novel berjudul Pasung Jiwa karya Okky Madasari dapat dijadikan bahan telaah sastra karena memuat penggambaran aktualisasi diri pada tokoh utama sebagai bentuk pengalaman belajar dalam menelaah kepribadian tokoh serta dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehingga peserta didik mampu mengenali potensi dan mengembangkan kepribadiannya.

Novel Pasung Jiwa sangat kental dengan nilai psikologi sastra, di mana fenomena perilaku menyimpang seperti transgender sedang banyak terjadi di masa sekarang dan banyak dibicarakan dalam masyarakat. Novel tersebut mengusung tema kebebasan jiwa yang diinginkan dari seseorang yang digambarkan dengan keinginannya merubah jenis kelamin karena jiwa yang ia rasakan bertolak belakang dengan fisik dan jenis kelaminnya. Novel Pasung Jiwa menceritakan tentang keinginan akan kebebasan jiwa tokoh utamanya yang bernama Sasana. Sasana rela meninggalkan keluarga dan kemewahannya demi mencari kebebasan yang diinginkan. Di mana Sasana merupakan seorang anak laki-laki yang kehidupannya penuh dengan aturan dari orangtuanya, sehingga ia merasa kehidupannya tidak bebas dan terkekang. Rasa tidak bebas itu tidak hanya dikarenakan aturan-aturan dari orang tuanya, akan tetapi juga fisiknya yang berjenis kelamin laki-laki. Ia merasa lebih senang dengan berpenampilan seperti wanita dengan berdandan menor ketimbang dirinya sebagai laki-laki.

 Dalam novel pesung jiwa ini akan muncul tokoh utama yang memiliki ciri, sifat, dan karakter yang berbeda. Watak serta perilaku yang ditampilkan merupakan keterkaitan antara kejiwaan atau psikologis dengan masalah--masalah yang yang dialami manusia dalam kehidupan. Masalah yang dihadapi dapat berupa sebuah konflik, baik konflik batin ataupun konflik antar tokoh, dan kelainan perilaku tokoh dalam cerita novel tersebut.

 Di dalam sebuah novel terdapat unsur--unsur pembangun cerita yang saling berkaitan dalam membangun sebuah cerita. Unsur--unsur tersebut merupakan unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Menurut Nurgiyantoro (2015 : 30), unsur intrinsik adalah unsur--unsur yang membangun karya sastra itu sendiri sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur--unsur yang berada diluar teks sastra. Unsur instrinsik berupa alur, penokohan, latar dan tema. Unsur-- unsur tersebut juga tidak lepas dari pengaruh luar atau ekstrinsiknya seperti subjektivitas pengarang, psikologi pengarang serta keadaan lingkungan pengarang baik ekonomi, politik, dan sosial.

 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metote deskriptif analitik teks, yaitu dengan cara menguraikan masalah kejiwaan yang dialami oleh tokoh utama pada novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari lalu menganalisisnya sesuai dengan aspek psikologis humanistik. Secara etimologis deskripsi dan analisis berarti menguraikan. Meskipun demikian, analisis yang berasal dari bahasa Yunani, analyein ('ana' = atas, 'lyein' = lepas, urai), telah diberikan arti tambahan, tidak semata-mata menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya (Dewi, 12: 2012). Menurut Hal ini sebagaimana pendapat Ratna (dalam Endraswara, 2013: 177), bahwa metode deskriptif analitik dalam analisis sastra adalah cara menguraikan sekaligus menganalisis. Metode ini bersifat akademis yang memanfaatkan untuk membedah karya sastra. Deskriptif analitik sering dibumbui dengan teori-teori untuk mengklarifikasi, temuannya dapat dibenarkan. 

 Psikoanalisis dan sastra memiliki keterkaitan untuk memperoleh informasi berkaitan kejiwaan manusia dan tokoh fiksi. Dalam penelitian ini hubungan keduanya terkait novel adalah psikologi karya sastra (tokoh). 

Pemikiran Freud dalam Milner (1992:xiii) menjadikan mimpi, fantasi, dan mite sebagai bahan dasar dari ketidaksadaran. Dalam sastra, ketiga unsur tersebut merupakan bagian imajinasi pengarang yang diketahui melalui media bahasa. pendekatan  psikoanalisis sastra dalam penelitian ini bermanfaat dalam memperoleh pemaknaan yang mendalam mengenai aktualisasi diri. Pendekatan struktural difokuskan pada struktur intrinsik yang mengacu pada penjelasan Stanton dan Nurgiyantoro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun