Mohon tunggu...
jufriyanto
jufriyanto Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mas Juff

Tajam Berpikir Lembut Berdzikir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Telaah Pemikiran Gus Dur Terhadap Moderenisasi Pendidikan di Indonesia

23 Januari 2022   13:09 Diperbarui: 24 Januari 2022   06:46 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gus Dur telah menulis dan memberikan bimbingan tentang agama, budaya, ideologi, dan masalah modernisasi sejak tahun 1970-an dan setidaknya sampai tahun 1980-an. Karya tulis  pertamanya yang ia serahkan dari Jombang, adalah tentang pesantren. Pemikiran dan usulan Gus Dur tentang pesantren dan berbagai topik yang terkait dengannya beredar luas di masyarakat saat itu. Perlu dicatat bahwa pesantren adalah isu yang sangat tidak biasa dan menarik pada saat itu karena pesantren dikenal eksklusif dan tertutup.

Keberadaan dan relevansi pesantren dalam pendidikan Indonesia tidak dapat diabaikan, baik sebagai instrumen pengawal moral dan budaya maupun sebagai penerus warisan sejarah intelektual Islam, sehingga tujuan dan statusnya di era modernitas sangat penting. Gus Dur adalah seorang pemikir bebas yang tumbuh dalam tradisi intelektual pesantren, sehingga karya-karyanya bersifat reflektif dan membumi.

Dalam buku moderenisasi pesantren Yang di tulis oleh yasmadi, moderenisasi pendidikan Islam adalah proses pengubahan nilai-nilai totalitas kehidupan yang utuh secara paradigmatik atau praktis dalam ranah pendidikan Islam yang diarahkan ke masa depan. Menganalisis pendapat Gus Dur tentang modernisasi pendirian Islam tidak dapat dilepaskan secara konseptual dari pemahaman Gus Dur tentang modernitas. 

Gus Dur mendefinisikan modernisasi bukan sebagai suatu totalitas statis yang terfragmentasi, yang tidak dapat diselaraskan dengan budaya, tradisi, dan cita-cita etis lain yang dianggap bertentangan. Gus Dur, di sisi lain, melihat modernisasi sebagai pergeseran entitas (baru) yang didorong oleh semangat tradisi. Dengan kata lain, Gus Dur melihat modernisasi sebagai cara hidup dan pola pikir yang baik dan maju dengan memanfaatkan sekaligus mengembangkan spirit tradisionalitas yang ada.

Gus Dur berpendapat bahwa pendidikan Islam harus mencakup ciri tradisional dan moderen, Gus Dur berusaha menyatukan dua pendidikan ini, yaitu tegaknya pendidikan Islam tradisional dan pendidikan modern dengan tetap berpegang pada semangat ajaran Islam. Gus Dur berusaha untuk mempertahankan ide-ide atau tradisi lama yang sangat baik sembari melihat ke depan dan menambahkan pemikiran baru yang sangat penting bagi Islam, sehingga neo-modernisme muncul untuk memahami keutuhan pesan Al-Qur'an yang sekarang lebih sering dikenal sebagai modernisasi Pendidikan Islam.

Perjalanan intelektual Gus Dur kerap memicu perdebatan atas ide-idenya. Ini terkait erat dengan filosofinya tentang nilai-nilai kemanusiaan, yang terus dia kejar demi membela keadilan. Gus Dur tak gentar mengkritisi dinamika pendidikan yang cenderung formalis, sementara pendidikan pesantren berbasis Islam selalu diremehkan. 

Gus Dus di sisi lain, berpendapat bahwa pendidikan nasional harus diganti dengan pendidikan berbasis masyarakat. Karena sistem pendidikan kita yang ada tidak lebih dari sandiwara. Banyak orang yang tidak memiliki ijasah tetapi memiliki keterampilan. Pendidikan pesantren, misalnya, selama bertahun-tahun mengayomi dan melakukan edukasi kepada masyarakat tetapi kurang dihargai. Akibatnya, banyak akademisi dengan berbagai gelar yang kurang memiliki prinsip moral. bahkan Gelar doktor juga diperjualbelikan. Dalam pendidikan berbasis masyarakat, segala bentuk pendidikan dan kemampuan atas perjuangan masyarakat harus di hargai bersama.

Dari sisi pengembangan masyarakat, kemampuan Gus Dur untuk mengkaji cukup tajam, terutama di bidang pendidikan. Tentu saja, ide-ide Islam Gus Dur hadir di pesantren yang memiliki kapasitas untuk diakui, menyiratkan bahwa hak-hak minoritas benar-benar diperjuangkan atas nama kemaslahatan ummat. 'ala kulli hal, pendidikan Islam dalam prespektif Gus Dur adalah pembelajaran yang membebaskan manusia dari belenggu-belenggu tradisional yang kemudian ingin di daur ulang dengan melihat pemikiran kritis yang terlahir dari barat moderen.  yang pada akhirnya, akan memunculkan term pembebasan dalam pendidikan Islam yang harus dipahami secara komprehensif bukan dengan pemahaman yang parsial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun