Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Kisah dari Selembar Peyek Kacang

25 Juni 2022   08:12 Diperbarui: 25 Juni 2022   08:15 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Renyah, penambah nikmat ketika menikmati pecel. Dari kacang yang menempel dilembarannya, kadang ada saja yang bisa membedakan, peyek itu khas mana. Saya tidak punya referensi untuk itu, kalau pembaca tahu, silahkan sumbang saran di komentar.

Jangankan asal daerah dari sipeyek, perihal menyebutkan satuannya saja, saya mengalami dilema. Menyebut buah, jelas peyek bukan jenis buah-buahan. Misal, di satu bungkus, terdapat tiga peyek. Bisakah menyebutnya dengan tiga buah peyek ? Jika bisa, saya justru kuatir nanti ada yang nawari makan peyek dengan kalimat begini ; "ayo silahkan dimakan buahnya?" Padahal peyek.

Lah wong yang jelas-jelas buah saja dan bisa dimakan, tetapi jika disajikan sebagai buah, saya mikir dulu kalau mau makan. Buah cabe misalnya. Kecuali disajikan barengan sama Mendoan Purwokerto apa Tahu Sumedang. Itu pun milih-milih yang masih muda. Kalau sudah merah merona, mendingan nggak deh. Sayang kantongnya, mahal soalnya.

Meski masih bingung dan tidak ingin memperpanjang polemik,  saya memutuskan menggunakan satuan lembar. Saya juga tahu, pasti ini juga bisa menimbulkan polemik baru, karena faktanya peyek jelas bukan sejenis kertas. Tetapi di negeri ini, semua hal kan memang bisa menjadi polemik. Karena memang warganya dikenal menyukai seru-seruan. Biar viral katanya.

...

Kembali ke soal kacang yang menempel di peyek. Ada banyak kisah yang bisa digali dari sana. Mulai dari bentuk kacangnya ; utuh apa sudah di potong. Lalu potongannya kecil-kecil, separuh, seperempat apa tidak terdefinisi, campuranlah, begitu maksudnya.

Kita mulai bahas dari yang potongannya separuh. Bisa dibayangkan, seberapa besar kacang, seberapa banyak peyek yang dibuat. Coba pikirkan waktu, tenaga dan kecermatan yang dibutuhkan untuk membuat kacang-kacang itu menjadi potongan-potongan separuh.

Padahal, sebagaian besar peyek yang beredar dipasaran itu adalah home industry. Pelaku usahanya, bapak, emak dan anak. Paling juga nambah pembantu, yang jumlahnya satu dua orang saja.

Belum memulai, tetapi kepala saya mulai berdenyut, bagaimana mereka memotong kacang-kacang itu, sekilo kacang saja, sudah terbayang pekerjaan besarnya. Apalagi jika pemilik usaha selalu menekankan, "tolong potongannya dibuat presisi sama besar ya?" Kebayangkan !

...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun