Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

UAS dan Fenomena Rumah Kaca

18 Agustus 2019   12:37 Diperbarui: 18 Agustus 2019   12:37 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Jawapos.com

Bagaimana ya rasanya menjalani kehidupan di rumah, yang semuanya serba kaca, tembus pandang. Mulai dari dinding rumah, kamar hingga ke ruang-ruang yang sangat pribadi, seperti misalnya kamar mandi.

Di rumah seperti itu, pasti tidak ada lagi ruang pribadi. Apapun yang dilakukan penghuninya, akan dapat dilihat oleh orang lain. Meski aktivitas pribadi dan dilakukan di rumah sendiri, tetapi orang lain memiliki 'akses' atas apa yang sedang dilakukan. Bisa saja menimbulkan polemik, meski apa yang dilakukan adalah hal-hal wajar seperti yang dilakukan oleh penghuni rumah lain.

Begitulah dunia kita saat ini, penyebabnya adalah teknologi. Sosial media sebagai salah satu produk teknologi menegaskan hal tersebut. Pengguna sosial media, mengunggah apa saja yang dapat diunggah. Tidak peduli penting atau tidak. Wilayah pribadi, atau memang wilayah yang layak untuk umum. Motivasinya pun beragam. Bahkan yang tanpa motivasi sekalipun.

Media sosial membuat tidak ada lagi ruang pribadi. Apa yang terjadi di ruang-ruang pribadi ditampilkan di galeri-galeri publik. Dengan sengaja. Masihkah hal tersebut dapat diklaim sebagai wilayah privat?

Jika apa yang ditampilkan tidak bersinggungan dengan kepentingan pihak lain, barangkali tidak akan menjadi persoalan. Mungkin juga tidak ada yang peduli. Tetapi jika persoalan itu sudah bersinggungan dengan pihak lain, pasti akan menimbulkan polemik. Itu sama saja dengan pembicaraan suami istri,  yang lagi menjelekkan istri tetangga menjelang tidur, tetapi dipasangi loudspeaker yang mengarah ke rumah tetangga itu.

Tema pembicaraan, ruang dan pihak yang membicarakan bisa saja privat, tetapi ketika di tampilkan di ruang publik, apakah masih dapat dikatakan sebagai masalah pribadi? Terlebih hal tersebut menimbulkan polemik, yang bisa saja mengarah pada gesekan antar warga masyarakat.

Begitulah saya mencermati fenomena yang belakangan juga sedang ramai di media sosial terkait UAS. Ada banyak argumentasi yang dapat disampaikan, tetapi apapun itu, faktanya hal tersebut menimbulkan ketidaknyamanan. Mengganggu hubungan antar anak-anak bangsa. Menguras energi yang semestinya tidak perlu dalam merawat keindonesiaan kita. Tetapi itu sudah terjadi, waktu tidak dapat diputar ulang, yang dapat dilakukan adalah belajar dari hal itu, dan dicerdaskan oleh hal tersebut.  Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun