Mohon tunggu...
ADOLPHUS OTTOPER
ADOLPHUS OTTOPER Mohon Tunggu... Petani - PETUALANG JIWA DALAM KATA

Suka menikmati Udara Segar dalam Permenungan setiap hari

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berjarak dalam Berelasi

20 Oktober 2020   16:39 Diperbarui: 26 November 2023   09:33 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Manusia mau dibentuk dalam berbagai kerumitan aturan apapun bentuknya tidak akan berhasil, baik dalam keadaan sadar maupun sebaliknya selama ia hidup, tinggal dan ada. Sebab manusia pada dasarnya adalah makluk sosial. 

Sampai kapan pun dan di mana pun saat pandemi ini berada tetap manusia tidak akan bisa berjarak dan bahkan tidak akan berhasil memahami apa artinya berjarak itu pada saat ini atau selama pandemi masih ada.

Mengapa demikian? Pada hal aturan dibuat supaya manusia tidak menularkan apa yang jahat dari dalam diri saya untuk orang lain, bukan? Tentu benar dan tidak salah bila saya, anda, atau kita bertanya demikian. Namun pertanyaan itu tetap saja tidak atau belum berhasil pada kenyataan saat ini dan di sini.

Dulu hidup bersama tanpa mempedulikan jarak itu menghasilkan kenyamanan hidup yang memuaskan. Namun kini sebaliknya menjadi sumber maut bagi saya, anda dan kita.

 Bila demikian apa yang bisa saya lakukan untuk bisa bertahan selama pandemi ini? Dengan cara apa saya harus bertahan hidup? Apakah dengan berdoa? Apakah dengan mengemis? Apakah dengan tetap meneruskan usaha saya selama ini dan mengabaikan kematian orang lain?

Saya seharusnya menyadari bahwa sumber hidup itu bukan berasal dari alam, juga bukan berasal dari ruang dan waktu, bukan berasal dari oranglain melainkan sumber kehidupan itu sudah ada dalam diri saya, yakni ada dalam akal budi saya yang maha kreatif itu.

Dengan kreatifitas akal budi sayalah yang akan membuat saya bisa hidup tanpa ketakutan dalam masa pandemi ini; bisa membuat saya dapat berjarak saat ini; bisa membuat saya mampu memahami arti keberjarakan itu; bisa membuat saya menjadi pahlawan berjarak terhadap orang seisi rumah dan siapapun di sekitar saya, sekaligus memberikan kesempatan menemukan pengertian lebih dalam pengtingnya relasi dengan diri sendiri dan sesama.

Kreatifitas seperti inilah sudah seharusnya dibangun sebelum mengalami masa detik-detik hidup atau sebelum menghirupi udara-udara yang sudah dinodahi oleh kejahatan diri saya atau kejahatan kita manusia.

Ada beberapa orang atau kelompok menyatakan dengan tegas bahwa: Saya/kita harus membuat aturan supaya bisa berjarak dengan yang lain. Mengapa saya /kita harus memutuskan ini supaya tidak menularkan apa yang jahat dalam diri saya /kita kepada siapa di sekitar, dengan 3M yakni mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.

Namun demikian sulitnya menghidupi ini maka kesadaran saya sebagai manusia pun ikut mati terjangkit covid 19.

Dengan demikian bahwa daya yang bisa digunakan untuk bertahan adalah membuka lahan kehidupan dalam rumah sejak dahulu yakni berkreasi atau membuat sumber-sumber hidup terdekat tanpa menjumpai siapapun di luar rumah atau di luar lingkungan rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun