Mohon tunggu...
JUBAEDAH HARYANI
JUBAEDAH HARYANI Mohon Tunggu... Penulis - Content writer

Penulis eksploratif, inovatif, dan terbuka untuk ide-ide baru

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dampak Negatif Fatherless bagi Anak Perempuan yang Kehilangan Figur Ayah

23 September 2024   20:30 Diperbarui: 24 September 2024   13:40 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kedekatan antara anak perempuan dan ayahnya. Sumber gambar: Freepik

Bagi banyak orang, ayah bukan hanya figur orangtua, tetapi juga panutan, pelindung, dan penyedia rasa aman. Namun, tidak semua anak perempuan tumbuh dengan kehadiran sosok ayah dalam hidup mereka.

Istilah "fatherless" menggambarkan anak yang dibesarkan tanpa keterlibatan aktif seorang ayah, entah itu karena perceraian atau kematian. Fatherless juga merujuk pada sosok ayah yang secara fisik hadir di rumah, namun tidak terlibat secara emosional.

Ayah adalah pilar keluarga. Lalu, apa yang terjadi jika pilar itu tak lagi ada? Kehilangan sosok ayah dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan seorang anak perempuan. Mari kita gali lebih dalam mengenai apa itu "fatherless" dan dampak negatifnya terhadap kehidupan anak perempuan. 

Apa yang dimaksud dengan fatherless?

Fatherless adalah kondisi ketika seorang anak, dalam hal ini perempuan, tumbuh tanpa kehadiran ayah yang berperan aktif dalam kehidupannya. Kehadiran ini mencakup aspek fisik dan emosional.

Ketiadaan figur ayah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perceraian, kematian, atau kehadiran ayah yang tidak menjalankan perannya dengan baik, misalnya karena sifat kasar, tidak bertanggung jawab, atau mengalami masalah kejiwaan.

Dampak psikologis fatherless pada anak perempuan

1. Masalah kepercayaan diri

Ketiadaan figur ayah sering memengaruhi cara anak perempuan memandang diri mereka sendiri. Ayah biasanya menjadi sumber validasi pertama bagi anak perempuan. Tanpa dukungan tersebut, banyak anak perempuan yang mengalami masalah kepercayaan diri, merasa kurang dihargai, dan sering meragukan diri sendiri.

2. Kesulitan dalam menjalin hubungan

Sosok ayah seringkali menjadi role model pertama bagi anak perempuan tentang bagaimana seharusnya mereka diperlakukan oleh laki-laki. Tanpa kehadiran sosok ini, anak perempuan cenderung mengalami kebingungan atau ketidakpercayaan dalam hubungan asmara, dan berisiko terjebak dalam hubungan yang tidak sehat.

3. Kecenderungan mencari validasi dari lingkungan luar

Kurangnya validasi dari ayah sering kali membuat anak perempuan merasa perlu mencari pengakuan dari orang lain. Akibatnya, mereka mungkin mengalami kesulitan untuk mengatakan "tidak" pada hal-hal yang tidak diinginkan dan cenderung berusaha untuk selalu menyenangkan orang lain, meskipun hal itu sering merugikan diri sendiri. 

4. Mudah terjebak dalam hubungan yang tidak sehat

Kehilangan sosok ayah dapat membuat seorang anak perempuan kebingungan dalam memilih pasangan hidup. Anak perempuan biasanya cenderung mencari pasangan dengan sifat-sifat yang mirip ayahnya. Meskipun sifat-sifat tersebut tidak selalu positif, sehingga berpotensi menjerumuskan mereka ke dalam hubungan yang abusive. 

5. Rentan terhadap kecemasan dan depresi

Anak perempuan yang tumbuh tanpa figur ayah sering kali mengalami tekanan emosional, seperti kecemasan dan depresi. Rasa kehilangan, kurangnya kasih sayang, dan perlindungan dapat membuat mereka merasa hampa, yang pada akhirnya berdampak pada kehidupan sehari-hari mereka.

Mengatasi dampak negatif fatherless pada anak perempuan

Meskipun tumbuh tanpa figur seorang ayah bisa terasa sangat berat, banyak anak perempuan yang berhasil menemukan kekuatan dalam diri mereka. Mereka membangun hubungan yang sehat serta mendapatkan dukungan emosional dari pasangan, sahabat, mentor, atau orang-orang terdekat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun