Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Budaya Terima Kasih yang Masih Sulit Dihilangkan

5 Juli 2022   09:07 Diperbarui: 5 Juli 2022   09:12 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terkait dengan topik pilihan yang diangkat Kompasiana terkait Hadiah untuk Guru yang biasanya diberikan siswa atau murid melalui orangtuanya pada saat pembagian rapor sekolah menarik untuk diulas.

Jujur saja, terkait pemberian hadiah ini berkaitan erat dengan budaya terima kasih yang sangat sulit hilang di masyarakat. Kita sudah tahu, dalam kehidupan bermasyarakat, pasti setiap orang yang telah rela membantu, menolong dan memberi jasanya kepada orang lain, akan dibalas dengan sebuah kata terima kasih. Ada juga dengan uang maupun barang.

Hal tersebut sudah sering kita lihat tentunya. Sama halnya seperti hadiah untuk guru diberikan sebagai rasa terima kasih orangtua kepada guru yang sudah membimbing anaknya menjadi sosok yang pintar, berbudi pekerti dan berkarakter.

Menjadi wajar dalam pikiran orangtua, memberi hadiah kepada guru itu tidak masalah. 

Sewaktu saya duduk di bangku sekolah, hal tersebut sangat sering terjadi. Bahkan guru membawa banyak kado ke rumah dari orangtua murid. Cuma, sekarang ini hal tersebut sudah berkurang.

Sekitar 5 tahun lalu, seorang guru sudah jarang bahkan tidak ada lagi menerima hadiah dari orangtua murid saat pembagian rapor.

Oleh sebab itu, sekarang pemberian hadiah tersebut diserahkan kepada diri kita masing-masing.  Jikalau ada larangan tersebut, alangkah baiknya orangtua murid dan guru itu sendiri perlahan menghilangkan budaya terima kasih tersebut.

Orangtua harus bisa menahan diri untuk tidak memberikan hadiah kepada guru dan guru juga harus berusaha untuk menolak hadiah dari orangtua murid.

Percuma saja ada larangan kalau pribadi kita masing-masing tidak mau menerima dan melaksanakan larangan tersebut. 

Bagi saya, sudah saatnya kita mengurangi untuk memberikan kado, upah maupun barang kepada orang lain yang telah membantu kita, meskipun hak tersebut masih sulit untuk dihilangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun