Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) tengah mendorong pembukaan pembelajaran tatap muka di masa pandemi. Tujuannya adalah untuk mencegah adanya dampak negatif terhadap siswa dan guru.
Dari apa yang disampaikan Kemendikbud-Ristek tersebut sangat layak kita dukung karena tidak ada juga paksaan terhadap anak harus masuk ke sekolah belajar tatap muka. Orangtua boleh memilih apakah anak akan belajar virtual atau anak datang ke sekolah.
Jadi, jelas sebenarnya maksud dari sekolah tatap muka yang akan dilakukan. Tentu, sekolah tatap muka akan dilakukan dengan standar protokol kesehatan yang ketat. Tidak semua siswa bisa masuk ke sekolah. Harus dijadwal dan dibatasi.
Misal, biasanya siswa ke sekolah dalam satu kelas bisa mencapai 40 orang, maka di tengah pandemi dikurangi menjadi 10 orang saja.Â
Siswa harus mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk ke kelas, menjaga jarak dengan temannya dan memakai masker. Jika perlu orangtua turut serta mendampingi anak di luar kelas agar anak tidak berjabat tangan, bermain dan bercengkrama dengan temannya.
Hal-hal tersebut rasanya sudah sangat baik dan bisa diterapkan ketika sekolah tatap muka dibuka. Kita tidak perlu takut karena dengan protokol kesehatan yang ketat maka semua akan aman dan sehat.
Selain itu juga, sekolah tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat mampu membantu siswa-siswi di luar daerah, daerah terpencil dan terdalam mendapat hak pendidikan karena dengan berbasis internet tidak efektif karena sinyal internet sulit terjangkau disana.
Selain itu pula, banyak juga anak-anak yang sudah rindu untuk belajar tatap muka sehingga bisa dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat pula.
Kita doakan dan dukung bersama program pemerintah dengan pembukaan sekolah tatap muka. Semoga semua aman, lancar dan efektif efisien.
