Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tujuan dari Sebuah Perkawinan

7 Mei 2021   12:42 Diperbarui: 7 Mei 2021   12:47 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Menghadiri acara pemberkatan perkawinan kakak saya (Dokpri)

Beberapa hari yang lalu, saya bersama keluarga menghadiri pemberkatan perkawinan suci dari saudara kandung saya atau kakak saya sendiri di daerah Cibubur kawasan kota Bogor. Mereka diberkati di Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa Kota Wisata Bogor.

Dari acara pemberkatan perkawinan itu, izinkan saya memberikan sedikit bahasan mengenai tujuan dari sebuah perkawinan atau pernikahan yang tentunya akan dijalani oleh semua orang.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dijelaskan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.

Dapat kita tarik kesimpulan bahwa tujuan perkawinan itu adalah membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal. Sebab itulah, semua orang harus tahu bahwa itulah tujuan dari sebuah perkawinan bukan hanya seolah-olah berbicara untuk memiliki anak atau keturunan saja.

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri
Pertama, perlu kita gali tujuan perkawinan yang pertama yakni membentuk keluarga bahagia.

Dalam membentuk sebuah keluarga yang bahagia, tidak serta merta berbicara mengenai uang dan uang. Kebahagiaan itu tidak bisa dibeli dengan uang dan belum tentu orang bahagia karena banyak uang.

Kebahagiaan itu dapat tercipta ketika kita memiliki uang (tidak melihat banyak atau tidaknya uang), memiliki anak yang dididik untuk berbakti pada keluarga, sesama dan berakhlak baik, menjalin kebersamaan, tidak ada dusta diantara kita dan bisa saling mengasihi dalam suka dan duka, dalam malang maupun untung, dalam sakit maupun sehat.

Kalau itu sudah tercapai maka kebahagiaan itu akan sangat terasa dan memberikan kesejukan. Perlu diingat juga, bahwa dalam keluarga tentu akan ada masalah yang menguras emosi tapi jangan jadikan itu sebagai halangan untuk bahagia. Pastikan semua bisa didiskusikan dan diselesaikan dengan baik.

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri
Kedua, membentuk keluarga yang kekal

Hal kedua ini sangatlah sulit untuk dicapai yaitu kekal. Membentuk keluarga kekal atau abadi bukanlah perkara yang mudah. Ada-ada saja keluarga yang awalnya bahagia namun beberapa tahun kemudian berpisah. Bahkan ada fakta mengejutkan ketika sebuah keluarga yang sudah dibina berpuluh-puluh tahun namun bisa kandas dengan sebuah perceraian atau perpisahan.

Oleh karena itu, membentuk keluarga yang kekal atau abadi sangatlah sulit. Untuk membentuk keluarga yang kekal butuh namanya mengingat janji perkawinan yang telah saya urai diatas yaitu bersama selalu dalam suka dan duka, dalam sakit maupun sehat dan dalam malang maupun untung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun