Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Elektabilitas PDIP Anjlok dan Demokrat Melesat, Mengapa Demikian?

7 Februari 2021   16:57 Diperbarui: 7 Februari 2021   17:38 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Sindonews.com

Dalam sebuah kontestasi politik di Indonesia, perlu sekali partai politik itu dan calon yang diusung memiliki elektabilitas yang tinggi sebagai potret yang baik dalam menjaga eksistensi di perpolitikan Indonesia dan menang dalam kontestasi politik. Jadi, wajar ketika setiap partai politik dan calon yang diusung mencari sebuah popularitas maupun elektabilitas tinggi sebagai cerminan bertahan dalam di dunia politik.

Kali ini, kita membahas sebuah hasil survei yang merilis elektabilitas partai politik di Indonesia, salah satunya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). 

Direktur Eksekutif New Indonesia Research and Consulting Andreas Nuryono merilis elektabilitas PDIP sebelumnya naik dari 29,3 persen pada survei Juni 2020 menjadi 31,4 persen pada survei Oktober 2020. Tetapi pada survei terakhir, elektabilitasnya merosot hingga 23,1 persen. 

Sementara itu, Demokrat sebelumnya turun dari 3,8 persen pada Juni 2020 menjadi 3,2 persen pada survei Oktober 2020. Pada survei terakhir, elektabilitasnya meroket menjadi 8,2 persen membuat posisi Demokrat berada di empat besar (Sindonews.com, 6/2/).

Mengapa demikian?

Menjadi pertanyaan, mengapa demikian elektabilitas dari PDIP anjlok sedangkan Demokrat meroket? Kita dapat mengatakan bahwa elektabilitas PDIP anjlok disebabkan salah satunya karena pengungkapan korupsi dana bantuan sosial Pandemi Covid-19 yang tersangkanya adalah Juliari Batubara seorang kader partai PDIP.

Kita ketahui pula bahwa korupsi itu sangat mencoreng nama baik PDIP itu sendiri dan sangat memberikan rasa malu tentunya. Selain itu, rakyat pun sangat marah ketika hak mereka terhadap bansos harus dirampas seperti itu sehingga sangat menyengsarakan rakyat.

Kalau kita melihat elektabilitas partai Demokrat yang melonjak naik, salah satunya disebabkan isu-isu hangat yang berkembang mengenai kudeta partai Demokrat bersama Agus Harimurti Yudhoyono dengan melibatkan sejumlah nama, salah satunya Moeldoko.

Ternyata, isu kudeta berkembang memiliki daya tarik yang bisa menaikkan nama Demokrat itu sendiri. Sangat mungkin, dengan dugaan terlibatnya nama Moeldoko dalam isu kudeta partai Demokrat menuai simpati masyarakat untuk mendukung atau mensupport Demokrat menyelesaikan dan melawan adanya kudeta di tubuh partai Demokrat.

Hal ini bisa saja terjadi dalam politik di Indonesia. Kadangkala, simpati masyarakat dapat tumbuh dan berkembang ketika ada pihak lain mengurusi dan ikut campur terhadap sebuah partai.

Masyarakat pun punya simpati juga ketika sebuah partai sedang terlibat masalah. Apalagi dugaan ada turut campur pihak ketiga maupun pemerintah dalam urusan sebuah partai politik.

Namun demikian, PDIP yang elektabilitasnya anjlok tidak perlu putus asa karena hasil survei akan terus bergerak, bisa saja bulan depan naik karena situasi politik yang memihak pada PDIP maupun partai lain.

Demokrat juga harus bisa mempertahankan hasil survei yang membuktikan elektabilitas mereka naik dengan strategi dan kerja-kerja politik yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun