Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengungkapkan bahwa mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo tetap menerima Bintang Mahaputra dari Presiden Jokowi meski tak hadir dalam acara penyematan di Istana Negara.
Mulanya, Gatot diundang ke istana untuk diberikan Bintang Mahaputra atas jasanya sebagai mantan panglima TNI 2015-2017. Namun Gatot tak mau hadir dalam acara penyematan (CNN Indonesia.com, 11/11).
Dikabarkan juga bahwa ketidakhadiran Gatot Nurmantyo dikarenakan masalah saat ini di masa Pandemi Covid-19. Namun, meski tidak bisa hadir maka tidak masalah juga karena tetap penghargaan itu bisa diterima.
Meski ada pendapat yang mengatakan bahwa ada unsur politis didalamnya. Akan tetapi, tidak perlu risau, semua dikembalikan pada seorang Gatot Nurmantyo tersebut. Beliau yang mengatur dirinya apakah akan menjadi bungkam terhadap kritik atau tetap mengkritik dengan tegas.
Bagaimanapun pemberian penghargaan itu tidak ada perjanjian bahwa Gatot Nurmantyo harus diam dan bungkam mengkritik pemerintah. Akan tetapi, penghargaan sebagai bentuk tanda jasa beliau. Patut kalau diterima saja.
Kalau mau mengkritik, ya silahkan saja mengkritik, tidak ada yang melarang. Sebab itulah, Gatot Nurmantyo terus saja berjalan pada misinya sebelumnya. Tidak perlu takut ada pembungkaman karena kalau kritik kita masih santun, tidak menghina dan menjatuhkan martabat orang lain, pasti tidak akan jadi masalah.
Yang jadi masalah adalah ketika ada pengkritik asik pada keinginan dan kehendak diri sendiri tanpa ada kontrol yang tepat. Asal ceplas-ceplos sesuka hatinya tanpa melihat dampak dari pernyataan dan opininya. Itu yang berbahaya.
Oleh karena itu, jangan menolak penghargaan tersebut karena mengkritik adalah hak semua orang. Kedepannya, kita berharap Gatot Nurmantyo tidak lagi melakukan hal-hal yang berdampak negatif pada rakyat. Dan mengajak anggota KAMI untuk tidak mengeluarkan pernyataan dan kata-kata yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kehidupan kita.
Menjadi penting dalam sebuah demokrasi itu adalah kita tidak sesuka hati saja berbicara. Ketika diproses hukum, maka yang disalahkan adalah pemerintah. Itu tidak benar. Berdemokrasilah dengan santun dan penuh tata krama.
Kebebasan demokrasi bukan berarti kita bebas sesuai kehendak masing-masing mengeluarkan kata-kata dan pernyataan. Tetapi, ada juga kontrol dan aturan yang harus dipatuhi dan dijalankan. Semoga saja, pemberian penghargaan Bintang Mahaputra kepada Gatot Nurmantyo dapat berjalan baik.