Menjadi pemberitaan di salah satu media online bahwa Presiden Jokowi sedang mempersiapkan calon-calon pemimpin di pemilu 2024 untuk menggantikan dirinya nanti.
Dikabarkan ada tiga "putra mahkota" yang dipersiapkan oleh Presiden berdasarkan analisa pakar hukum tata negara Refly Harun yaitu Erick Thohir, Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto. Dari ketiga nama tersebut, apakah benar jadi "putra mahkota" Jokowi untuk 2024?.
Sepenting apakah?
Sepenting apakah "putra mahkota" yang ditonjolkan oleh Presiden Jokowi menurut Refly Harun ini?.
Dikabarkan ketiga "putra mahkota" itu akan mengamankan Jokowi setelah tidak lagi menjabat. Sepenting apakah mereka tersebut?.
"Karena biasanya presiden jika sudah tak menjabat lagi akan mencari penggantinya yang bisa mengamankan dirinya," ujar Ujang Komarudin seorang Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) dilansir dari Sindonews, 6/8.
Emangnya, apa yang perlu diamankan dari Jokowi. Apakah beliau ada salah terhadap orang lain atau pejabat yang berada di lingkar kekuasaan?. Apakah Presiden Jokowi punya masalah masa lalu sehingga perlu diamankan oleh penguasa di tahun 2024?.
Penulis sendiri tak habis pikir mengenai "putra mahkota" yang disampaikan oleh pengamat tersebut. Jangan-jangan "putra mahkota" itu tidak akan terpilih menjadi calon Presiden di tahun 2024.
Persoalannya, hak untuk memilih calon Presiden adalah partai politik yang bersatu membentuk koalisi di tahun 2024. Presiden Jokowi tidak punya hak juga memilih calon pemimpin di tahun 2024.
Jadi, penulis sendiri merasa tak masuk akal pemikiran mempersiapkan "putra mahkota" mengamankan Jokowi setelah tidak lagi menjabat.
Lagipula, menurut penulis calon pengganti Jokowi di masa-masa yang akan datang adalah seorang Gibran Rakabuming. Gibran sudah dipersiapkan sejak dini mulai dari pilwalkot Solo.
