Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hasto Kristiyanto: Demo Dulu Baru Membaca, Begitulah Kondisi Negeri Kita

19 Juli 2020   14:33 Diperbarui: 19 Juli 2020   14:35 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Istimewa via Tempo.co

Pasca demo RUU HIP beberapa hari lalu menjadi sebuah refleksi buat kita semua, apa sebenarnya yang harus kita lakukan untuk memperbaiki negeri ini.

Bagi penulis, kita harus sama-sama menyadari pertama, pemerintah kita untuk mendengarkan aspirasi rakyat terlebih dahulu. Kepentingan rakyat diatas kepentingan apapun.

Kedua, masyarakat juga tidak langsung menghakimi dan mengintervensi pemerintah tanpa mengetahui jelas apa motif dan isi dan alasan sebuah kebijakan.

Kedua hal itu penting sekali agar kita tidak asal berbicara tanpa tahu apa yang sebenarnya dan agar pemerintah kita juga paham keinginan rakyatnya.

Terkait itu, ada hal menarik juga yang dikatakan Hasto Kristiyanto sebagai Sekretaris Jenderal PDI-P saat menghadiri ulang tahun ke-22 Partai Bulan Bintang di Jakarta Selatan.

"Sekarang, demo dulu baru membaca, kadang bahkan tidak membaca sama sekali, kata Hasto dilansir dari Tempo.co, 18/7/2020.

Hasto juga mengatakan belakangan ini banyak pihak yang bertindak atas nama kepentingan politik tanpa mendalami dulu apa yang sebenarnya terjadi. Ia mengatakan ini khususnya yang membenturkan Pancasila, Islam dan menyangkut Bung Karno.

"Masa karena kepentingan politik, kami disebut komunis? Ini perlu kita luruskan, ujar Hasto.

Atas dasar pernyataan tersebut menjadi penting buat kita untuk mengutamakan, mengetahui atau berpikir atau membaca dulu baru bertindak.

Jangan suka sekali mengandalkan emosi daripada tahu dulu konteks persoalan. Itu yang diharapkan seorang Hasto sebenarnya bagi kita.

Memang tak jarang kita temui orang-orang yang cepat menyimpulkan daripada mengkroscek terlebih dahulu kebenaran. Begitulah kondisi negeri kita.

Salah satu contoh saja, saat berita hoaks beredar misal di media sosial maupun di WhatsApp kita.

Seringkali kita langsung cepat menshare berita itu kepada teman, grup maupun komunitas kita masing-masing tanpa harus melihat langsung dari web berita terpercaya dan terdaftar di Dewan Pers maupun di televisi kebenarannya.

Karena mau cepat membagikan berita membuat kita melangkahi namanya kebenaran, akurasi dan aktualitas sebuah berita hingga akhirnya berita yang kita bagikan jadi bumerang buat kita sendiri.

Kita jadi berhadapan dengan pihak kepolisian dan mempertanggungjawabkan perbuatan. Itulah yang sering terjadi di kehidupan kita. Masih banyak lagi contoh lainnya yang bisa kita lihat dalam kehidupan.

Itulah yang dimaksud Hasto Kristiyanto sehingga membuat oknum-oknum tertentu marah dan jengkel hingga timbul niatan memakzulkan Presiden, membubarkan PDIP dan lain sebagainya.

Sungguh hal tersebut sangat kita sayangkan. Kita menentang suatu kebijakan, aturan dan program tapi dengan kata dan tindakan tidak baik dan cenderung melanggar hukum.

Semoga saja kita bisa mengerti dan memahami ungkapan Hasto Kristiyanto sekaligus Pemerintah, DPR dan para pejabat bisa juga mendengarkan keinginan masyarakat agar Pancasila tidak diganggu apalagi diutak-atik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun