Terkait mengenai aksi Bu Risma yang bersujud di hadapan seorang dokter dalam rapat audiensi dengan Ikatan Dokter Indonesia atau IDI menuai tudingan negatif.
Pertama, Bu Risma ada yang mengatakan hanya drama terkait aksi sujud di hadapan seorang dokter waktu lalu.
Kedua, tudingan mengenai pihaknya melarikan dan menelantarkan 38 pasien Covid-19, dilansir dari Kompas.com, 3/7/2020.
Kedua tudingan itu yang membuat penulis berpikiran sejenak, bisa-bisanya oknum tertentu berkata demikian.
Bisa terlihat jelas sebenarnya mana yang drama dan mana yang tidak dan bisa kita lihat mana yang menelantarkan pasien dan mana yang tidak.
Agar tudingan tidak menjadi fitnah kepada Bu Risma, sebaiknya oknum-oknum yang menuding memberikan bukti agar semakin terbuka.
Tudingan itu bisa jadi masalah besar dan merugikan Bu Risma sendiri. Karena itu, kalau berani mengatakan, lebih baik berani membuktikan.Â
Hal itu lebih baik karena tudingan bisa dipertanggungjawabkan. Dari sisi hukum, apa yang didalilkan, maka dalil itu harus dibuktikan.
Penulis pribadi tidak percaya dengan tudingan-tudingan itu karena melihat kesungguhan, kejujuran dan keinginan untuk melayani masyarakat Surabaya oleh Bu Risma.
Seorang yang jujur itu akan spontanitas melakukan sesuatu hal yang dianggap tabu oleh sebagian orang. Begitulah yang diperlihatkan oleh Bu Risma.