Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami Pernyataan Achmad Yurianto: Sehat Kewajiban, Sakit Itu Pilihan

19 Juni 2020   15:06 Diperbarui: 19 Juni 2020   15:18 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Selama masa Pandemi Covid-19, pemerintah membentuk Gugus Tugas Penanganan Covid-19 yang dimana juru bicaranya adalah Achmad Yurianto.

Menarik dengan pernyataan Yurianto dilansir dari Antara (18/6/2020), "Harus diyakini sakit itu pilihan, karena yang wajib itu sehat,". Menurut dia wajar apabila ada masyarakat yang sakit lantaran memilih tidak mematuhi protokol Covid-19. Ia mengatakan tertular Covid-19 bukanlah takdir melainkan pilihan cara hidup.

Dengan pernyataan tersebut memang harus kita cermati secara seksama karena sangat rancu pernyataan itu. Rancunya adalah tidak ada orang yang memilih untuk sakit, tapi semua pasti memilih sehat.

Akan tetapi, dalam hal ini penulis mencermati bahwa pernyataan itu sebagai wujud upaya pemerintah untuk mengedukasi rakyat agar tidak ngeyel dengan protokol kesehatan yang ada.

Sudah kita ketahui bahwa banyak sekali orang-orang sekarang yang sudah disuruh pakai masker, cuci tangan pakai sabun selama 20 detik atau bawa hand sanitizer dan jaga jarak tetapi tetap tidak dipedulikan.

Alhasil, orang yang abai tadi terpapar virus Corona. Berarti orang yang ngeyel tersebut lebih memilih sakit daripada sehat. Itulah pengertian dari Yurianto tersebut.

Pemerintah pun dalam hal ini terus menerus mengedukasi dan menginformasikan setiap kebijakan pemerintah dan protokol kesehatan yang ada karena ingin masyarakat sehat.

Masyarakat wajib sehat makanya ada juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 dan dokter Reisa sebagai pemberi edukasinya. Semua itu agar masyarakat wajib sehat bukan ngeyel yang memilih sakit.

Sebab itulah, tak ada henti-hentinya pemerintah terus memberitakan di media-media lonjakan kasus korban positif Covid-19. Hal itu serta merta untuk transparansi kepada rakyat bahwa kita sedang dalam bahaya Covid-19. Itu saja.

Tak jarang juga kita perhatikan juga bagaimana pemberian bansos sebagai wujud lain peran pemerintah.

Jadi, sebenarnya masyarakat Indonesia lebih memilih sehat atau sakit? Kalau mau sakit ya tak perlu terapkan protokol kesehatan. Kalau mau sehat, ya terapkan protokol kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun