Setiap ada kebijakan dari pemerintah yang salah dan tidak tepat sasaran, maka Presiden Jokowi selalu jadi sasaran kritik, apalagi oleh politisi oposisi, langsung Presiden Jokowi yang jadi sasaran kritik. Ya, begitulah duka menjadi seorang pemimpin.
Namun, kali ini ada pernyataan yang sebenarnya begitu mengejutkan ketika Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Asfinawati menilai Presiden Jokowi tidak mau menertibkan buzzer dan para pendukungnya.
"Ada buzzer yang biasa saja, tapi ada yang sangat keterlaluan, ada pernyataan yang meluluhlantakkan demokrasi kita. Yang gitu dikasih tahu dong, kan tidak mungkin kalau buzzer atau influencer bergerak apabila dihambat, kata Asfinawati dalam diskusi daring digelar oleh ILUNI UI, dilansir dari Tempo.co, 3/6/2020.
Apa salah Presiden Jokowi?
Atas pernyataan itu, apa salah Presiden Jokowi?. Mengapa masih ada isu-isu buzzer meluluhlantakkan demokrasi?.
Dalam hal ini, kita sebenarnya tidak mengerti maksudnya. Apakah segala penangkapan dari orang yang kritis kepada Jokowi adalah bentuk dari kesalahan beliau?.
Apakah juga teror terhadap diskusi di UGM dilakukan buzzer atau pendukungnya Presiden Jokowi?.
Ini harus diterangkan lebih lanjut. Setiap pernyataan yang menunjuk orang lain harus ada pembuktian terlebih dahulu.
Itu sebagai bagian dari proses penegakan hukum di Indonesia agar semakin baik. Kita punya Undang-undang, punya kepolisian, pengadilan dan penegak hukum lainnya, karena itu kepada merekalah segala kecurigaan, kejahatan dan pelanggaran diselesaikan.
Bukan dengan berkata hal-hal yang membuat kita bingung dan curiga.
Bisa jadi, itu bukan ulah buzzer dari Presiden Jokowi, tetapi ada oknum yang menyenangi kita ribut, demokrasi terkekang dan kita saling menyalahkan satu dengan lainnya..
Siapa sangka bahwa negara kita berpenduduk sangat banyak. Kita tak tahu karakter, watak, kepribadian dan kegiatan sehari-hari masyarakat Indonesia.Â
