Komunikasi politisi
Catatan juga bagi politisi lainnya, agar memperbaiki komunikasi politik mereka. Jangan hanya masukan dan saran dari Sekretaris Umum Muhammadiyah itu hanya untuk pemerintah dan Presiden Jokowi, tetapi politisi kita juga.
Sudah banyak sekali komunikasi politik para politisi yang tidak enak didengar, tak layak konsumsi dan cenderung tendensius serta menyerang pemerintah.
Contohnya, ketika ada syarat pemakzulan Presiden di tengah Pandemi. Ada lagi penerapan new normal sebagai bentuk menyerahnya pemerintah menghadapi pandemi Covid-19.
Ada lagi pernyataan pesimis dari Rocky Gerung yang mengatakan bahwa kita sulit terbebas dari Pandemi Covid-19 bila dipimpin oleh orang yang tidak kompeten dan lain sebagainya.
Itu hanya contoh kecil saja, masih banyak contoh lain yang bisa kita lihat secara jelas. Jadi, komunikasi politik bukan hanya diberikan kepada pemerintah, tetapi semua politisi, pejabat negara dan masyarakat.
Jangan membuat pernyataan tendensius, sehingga rakyat ikut berkomentar buruk dan menganggap pemerintah buruk pula.
Selanjutnya, pemerintah dan politisi alangkah baiknya kedepan menyiapkan kata, diksi, kalimat dan pernyataan yang mudah dicerna masyarakat sampai kalangan bawah.
Tidak membuat pernyataan yang kontroversi, menyerang dan cenderung menyalahkan, padahal bukan pemerintah saja yang salah, tapi kita perlu membantu pemerintah juga.
Semoga masukan dan saran mengenai komunikasi politik pemerintah yang disampaikan tersebut dapat diperbaiki semakin baik lagi ke depannya.