Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hoaks Kaesang Pakai Kaos Palu Arit

29 Mei 2020   18:00 Diperbarui: 29 Mei 2020   17:58 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unggahan konten hoaks tentang foto putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep yang mengenakan kaos berlogo palu arit, ANTARA FOTO

Hoaks atau berita bohong memang sangat sulit dilepaskan dalam kehidupan kita. Entah mengapa begitu, yang pasti ada oknum-oknum yang menyukai keadaan tersebut.

Ada oknum yang dengan sengaja membuat orang lain risau dan resah dengan hoaks hasil buatannya.

Hal itu dialami oleh putra Jokowi Kaesang Pangarep yang fotonya diunggah dengan pakai kaos berlogo palu arit muncul di media sosial Facebook.

Seorang pengguna Facebook pada Minggu (24/5) mengunggah foto Kaesang mengenakan kaos hitam berlogo palu arit sedang duduk bersama kakaknya, Gibran Rakabuming. Sedangkan Gibran mengenakan kaos putih. Unggahan ini mendapatkan 97 respons serta dibagi ulang hingga 260 kali.

Foto itu dilengkapi pula foto Jokowi dengan tambahan teks, Ndok, Jangan Buka Aib keluarga new enak sama yang Lain".

Foto Kaesang Pangarep bersama kakaknya Gibran Rakabuming (dok. detik.com)
Foto Kaesang Pangarep bersama kakaknya Gibran Rakabuming (dok. detik.com)

Foto diatas adalah unggahan sebenarnya pakaian Gibran dan Kaesang. Karena itu, hoaks ketika Kaesang memakai baju berlogo palu arit.

Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) mencatat, konten hoaks foto Kaesang yang mengenakan kaos berlogo palu arit pernah muncul pada Februari 2019.

Sebab itu, hoaks atas Kaesang adalah tindakan tak terpuji, keji dan memalukan. Mempermainkan seseorang demi kepentingan dan kesenangan semata.

Membuat orang resah gelisah akibat hoaks. Tindakan ini bagaikan sebuah permainan oleh oknum pelaku yang harusnya pelakunya ditangkap.

Kalau tidak ditangkap, bisa jadi akan melakukan hal yang sama. Hoaks dijadikan kesenangan dan menyerang pribadi seseorang. Mencemarkan nama baiknya dengan kebohongan.

Sebab itu, sangat disayangkan bila masyarakat masih dihantui hoaks. Masih banyak masyarakat hanya mengharapkan kesenangan semata.

Menciptakan kegaduhan di masyarakat karena unggahan tersebut. Hoaks juga dapat menciptakan pertengkaran publik karena ada upaya saling serang dan memfitnah.

Kesadaran diri

Bagi penulis, masyarakat perlu sadar bahwa hoaks bukan untuk main-mainan. Tidak boleh disebarkan ke media sosial. Dan, harus dilawan.

Butuh kesadaran publik yang kuat untuk tidak berniat membuat dan menyebarkan hoaks untuk membuat orang lain berkelahi, malu, emosi dan saling dendam.

Masyarakat sudah berkali-kali diberi sosialisasi untuk tidak percaya pada unggahan di medsos, tetapi sepertinya belum efektif.

Begitu juga kita diminta untuk menguatkan literasi tapi sepertinya belum mujarab melawan hoaks.

Penulis melihat bahwa kesadaran hukum masih lemah. Masyarakat menyukai kita saling serang antar masyarakat dan pemerintah.

Oleh karena itu, harusnya masyarakat berani melawan hoaks. Tidak mengikuti hal-hal buruk yang beredar di media sosial dan mengedepankan berita online terkini dan terpercaya.

Kasihan sekali Kaesang tercoreng nama baiknya karena adanya foto yang mencoreng dirinya, padahal dia tidak melakukan itu.

Jangan-jangan foto itu sudah disebarluaskan ke media sosial seperti Twitter maupun Instagram.

Sebab itu, hukum harus tegak menangkap pelaku dan masyarakat sadar bahwa itu tindakan yang salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun