Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Jalan Tikus Jadi Alternatif Pemudik

1 Mei 2020   10:07 Diperbarui: 1 Mei 2020   10:14 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Media Indonesia/Akhmad Safuan

Larangan mudik yang sudah diumumkan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu ternyata belum sepenuhnya efektif. Pasalnya, masih banyak masyarakat nekat untuk mudik. Banyak yang disuruh putar balik, tetapi sepertinya tidak menyerah dan mengambil langkah melalui jalan tikus.

Dilansir mediaindonesia.com 1/5/2020, salah satu jalur tikus yang dipilih para pemudik adalah melalui Desa Getas, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora yang berada di perbatasan Blora (Jawa Tengah) dengan Kabupaten Ngawi (Jawa Timur). Karena selain jauh dari pantauan petugas, juga kondisi wilayah cukup terpencil dengan infrastruktur jalan yang cukup berat dengan sebagian masih jalan tanah dan urukan pasir batu (sirtu).

Tidak ada pengertian

Apa yang dilakukan oleh pemudik yang tetap saja nekat mudik merupakan tindakan yang tidak ada pengertian. Pengertian dalam hal ini adalah mengacuhkan saran, himbauan dan aturan pemerintah. Selain itu, tidak mengasihi sesama dan keluarga yang bisa saja terinfeksi virus Covid-19 atau Corona.

Beraninya pemudik melalui jalan tikus adalah bentuk  mengelabuhi petugas penjagaan di setiap jalan agar tidak memberikan sanksi kepada pemudik.

Tindakan itu membuktikan egoisme dan kebebalan masyarakat kita semakin akut. Entah apa yang diinginkan para pemudik tersebut. Hanya untuk menahan keinginan untuk tidak mudik saja susah sekali. Bagaimana dengan menahan amarah untuk tidak berkonflik?. Pasti sangat sulit!. Karena itulah, mengapa kita sulit untuk mengindari konflik, kekerasan dan intoleransi di negeri ini. Hal itu karena ego dan ego masyarakat itu sendiri yang tak bisa ditahan.

Menahan ego mudik saja sulit sekali. Ini sangat memprihatinkan memang. Apakah pemudik tidak merasakan semakin mereka ingin mudik, maka orang lain sangat mungkin terinfeksi virus Corona?. Sadarkah pemudik kalau mereka ngeyel terus, maka perekonomian akan terus terpuruk, rakyat tidak bisa bekerja dan terjadilah kelaparan?.

Hal itulah kemungkinan besar yang tidak diketahui oleh pemudik, atau mereka pura-pura tak tahu?.

Selanjutnya, baik mudik di hari Lebaran maupun pulang kampung karena tidak memiliki pekerjaan lagi di kota harus sama-sama dilarang. Pasalnya, mereka juga rentan jadi pembawa virus Corona bagi masyarakat lainnya.

Kawal jalan tikus

Melihat kejadian ini, sepatutnya diperhatikan juga jalan tikus. Kawal jalan tikus agar pemudik tidak punya jalan alternatif lain. Pemerintah pun harus menurunkan lebih banyak petugas untuk menghalangi pemudik melalui jalan tikus.

Kita yakin bahwa petugas sudah tahu setiap jalan tikus yang ada di setiap daerah. Selayaknya, jalan itu dikawal, sehingga tidak ada upaya lain yang akan diambil pemudik kecuali putar balik ke rumah.

Sudah sangat banyak pemudik yang nekat untuk mudik. Mereka mungkin menganggap Pandemi Covid-19 ini tidak ada kaitannya dengan mudik. Mungkin begitu!.

Memprihatinkan sekali memang melihat kondisi ini. Kita tak bisa membiarkannya sebelum hari berganti hari kita terus berhadapan dengan Pandemi Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun