Ada yang berbeda dengan Gerindra akhir-akhir ini terkait kursi Wagub DKI Jakarta. Pemberitaan akhir-akhir ini menyampaikan Gerindra mencalonkan dari pihak mereka sosok pendamping Anies Baswedan pengganti Sandiaga Uno.
Dilansir dari cnnindonesia.com, 15/11/2019, PKS tidak keberatan jika partai Gerindra turut mengajukan beberapa nama calon wakil gubernur DKI Jakarta. Akan tetapi, ia kembali mengingatkan Gerindra bahwa kesepakatan awal posisi itu merupakan milik PKS.
Dari pernyataan itu seharusnya Gerindra tidak mengajukan nama terkait pengganti Sandiaga Uno. Harusnya berikan secara leluasa kepada PKS calon pengganti Sandi sesuai kriteria yang diinginkan.
Kalau begini kan artinya Gerindra mau mengincar kursi itu juga, padahal sudah ada kesepakatan dari awal terkait kader PKS yang akan duduk sebagai Wagub DKI Jakarta.
Menepati janji
Penting sekali agar elite politik menepati janji. Janji itu adalah hutang yang harus dibayar. Meski dalam cakupan politik, tetap janji harus dipatuhi.
Ada istilah etika politik, jadi etika politik harus dikedepankan, salah satu dengan menepati janji.
Jangan sampai orang lain kecewa karena janji politik tidak ditepati. Itu sebagai tanda juga bahwa etika politik dikesampingkan.
Sebab itu, terkait kursi Wagub DKI sangat  baik diberikan kepada PKS yang sedari dulu sudah dijanjikan akan menempati kursi itu.
Kalau itu tidak ditepati, maka takutnya ada konflik kepentingan. Akan ada debat-debat yang tidak perlu.
Seharusnya, masalah ini selesai dengan memberikan segera kursi Wagub DKI kepada kader PKS yang dinilai kredibel maupun berintegritas. Tak perlu mengulur-ulur waktu lagi, karena Pak Anies sudah terlalu lama "menjomblo".