Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pelukan Tak Biasa Surya Paloh ke Sohibul Iman, Mungkinkah Akan Berkoalisi?

8 November 2019   22:12 Diperbarui: 8 November 2019   22:29 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ilustrasi foto: 20 detik, Andhika Prasetia/detikNews

Pemberitaan mengenai pertemuan Ketua Umum partai Nasdem Surya Paloh dengan Presiden PKS Sohibul Iman sangat hangat diperbincangkan akhir-akhir ini. Banyak pandangan terkait pertemuan dan pelukan Surya Paloh kepada Sohibul Iman. 

Bagi Pak Surya Paloh sebagaimana diungkapkan beliau dalam pidatonya di Kongres Nasdem hari ini di Jakarta mengatakan bahwa pertemuan itu sebagai bentuk semangat Pancasila dengan merangkul setiap partai-partai yang menjadi oposisi saat ini. Beliau juga mengatakan bahwa ada opini-opini sinis dalam pertemuan tersebut. Seharusnya teman harus saling merangkul, berdiskusi dan bersalaman.

Presiden Jokowi pun menyinggung soal rangkulan Paloh ke Sohibul.

Dilansir dari detik.com, 7/11/2019, Jokowi menilai rangkulan itu tak biasa. Jokowi mengatakan bahwa Surya Paloh lebih cerah wajahnya sehabis bertemu Sohibul Iman. 

Nah menarik untuk mengulas isu ini sebenarnya. Kalau saya pribadi, bukan tidak mungkin arti pertemuan ini dan pelukan Surya kepada Sohibul mengartikan bahwa kedekatan mereka akan menyatukan di pemilu mendatang.

Di dalam politik itu semuanya mungkin. Apa yang tidak mungkin dalam politik?. Tentu tidak ada. Sangat jelas bila kita berkaca dari Gerindra yang memutuskan bergabung dengan koalisi pemerintah bahkan lebih dahsyatnya mendapatkan kursi menteri. Padahal, kemarin asik ribut saja politisi dari kedua kubu dan para pendukung serta relawan.

Ketika pemilu selesai, semua jadi kawan bukan?. Maaf, ini bukan sinis maupun negatif, ini adalah positif dan pengamatan mengenai dinamika politik yang ada. Saya dan kita juga pasti yakin banyak yang beranggapan bahwa pertemuan dan rangkulan Surya Paloh kepada Sohibul Iman bisa membawa mereka berkoalisi di pemilu 2024 mendatang.

Meski masih jauh, tidak masalah sebenarnya memikirkan kesana, asal kita tidak bertengkar saja karena isu-isu itu. Kita tidak berkampanye dan menyerang salah satu pihak akibat pertemuan itu.

Hal wajar bila seseorang beropini, berpandangan terhadap dinamika politik. Tidak ada yang marah soal itu, yang penting masih dalam batas wajar, tidak membenci, menghina dan menyebarkan hoaks.

Saya juga bisa memahami pernyataan dari Pak Jokowi tadi. Wajar beliau merasakan ada yang beda dari pelukan Surya Paloh dan Sohibul Iman. Tak masalah sebenarnya, yakan teman-teman.

Mau berkoalisi?

Pertanyaan sekarang, apakah Nasdem dan PKS mau berkoalisi?. Ya, silahkan saja, toh juga tidak ada yang melarang. Politik kan dinamis, kemana saja bisa oke-oke aja.

Mau membicarakan Pilpres 2024?. Juga tidak masalah, toh juga semakin matang koalisi akan menciptakan kedekatan, seia sekata dalam setiap tindakan serta memperkuat konsolidasi kader yang ada di daerah untuk memenangkan calon presiden dan wakilnya di masa akan datang.

Pada intinya, terserah saja mau bagaimana cara-cara berpolitik partai yang ada saat ini. Yang pasti harus diingat etika politik, persatuan dan kesatuan kita. Politik adem ayem sangat kita butuhkan saat ini agar masyarakat juga tidak pesimis maupun beranggapan buruk terhadap parpol dan politik di Indonesia.

Okelah, demikian paparan saya, semoga kita menerima semua pendapat terkait pertemuan dan pelukan hangat Surya Paloh dan Sohibul Iman. Semoga kita juga bisa memberikan opini yang baik terkait pertemuan itu dengan gagasan yang baik pula. Tidak masalah berpendapat terkait politik saat ini. Semua itu baik asal tidak menyebarkan kebencian, hoaks dan permusuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun