Aksi demonstrasi oleh mahasiswa menolak RUU yang ingin disahkan DPR kemarin menuai aksi anarkis. Kita tak tahu siapa oknum yang membakar emosi itu dan provokatornya.
Seperti ditanyakan Menkumham Yasonna Laoly di acara ILC kemarin kepada mahasiswa yang hadir, mereka mengatakan bukan mereka yang anarkis. Saya juga percaya kok dengan mahasiswa, mungkin ada oknum tertentu di dalamnya. Mahasiswa itu sebenarnya sudah cerdas dalam berdemo, mahasiswa itu ada romantisnya.
Dilansir dari kabar cnnindonesia.com, 1/10/2019, menerangkan bahwa sejumlah mahasiswa kembali berkumpul di depan gedung TVRI di dekat Pemuda di kawasan Senayan, bertepatan dengan pelantikan anggota DPR periode 2019-2024.
Mahasiswa berorasi secara damai membagikan bunga untuk para polisi yang mengawal aksi mereka.
Tentu dengan ini membuktikan citra mahasiswa begitu baik di mata rakyat. Mahasiswa sosok kritis yang mampu menjalankan peran sebaik mungkin.
Mahasiswa kita juga romantis dan menjunjung tinggi perdamaian abadi. Mahasiswa tidak bisa hanya dilihat sebelah mata, tetapi dilihat secara luas. Mereka turun ke jalan memang ada yang mau disuarakan.
Seperti saya katakan dalam tulisan sebelumnya, bahwa demo itu boleh, tapi jangan brutal dan anarkis dong. Begitulah.Â
Membaca kabar mahasiswa yang membagikan bunga membuat saya berkata mahasiswa cinta damai, mahasiswa romantis. Mereka brutal karena ada oknum yang "menunggangi" atau memprovokasi. Maka mahasiswa harus cerdas selalu dalam bertindak agar tidak terjerumus.
Mahasiswa itupun ingin menyuarakan aspirasi kepada anggota DPR yang baru dilantik untuk menuntaskan reformasi, agar anggota DPR bekerja dengan benar kepada rakyat.Â
Wajar hal itu disuarakan mereka agar tidak ada wajah kusam dari gedung parlemen, dimana kebijakan maupun program legislasi yang dijalankan tidak pro kepada rakyat.Â
Mari kita juga mengapresiasi aksi mahasiswa yang damai dan membagikan bunga kepada pihak kepolisian yang menjaga. Mereka benar-benar romantis sekali kayak di film-film itu. Semoga tindakan seperti ini selalu dikedepankan dalam setiap aksi.Â