Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kejamnya Pengamen Memukul Pemilik Rumah Karena Tak Diberi Uang

13 Juni 2019   23:54 Diperbarui: 14 Juni 2019   00:08 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Meseri (47)/Kompas.com

Tak disangka bahwa dinamika kehidupan kita akhir-akhir semakin aneh saja. Banyak hal-hal janggal  dan tak masuk akal kita terjadi di dalam kehidupan ini. Kali ini, bukan mengenai politik, tetapi mengenai tindakan seorang pengamen yang marah dan memukul pemilik rumah akibat tak diberi uang.

Sebagaimana dilansir dari Kompas.com, 13/6/2019, Meseri (47), seorang pengamen memukul M Ghufron (45) menggunakan gitarnya karena tidak diberi uang. Kejadian itu bermula saat pelaku mengamen di rumah korban di Jalan Pudak Nomor 333 RT 30 RW 3 Kelurahan Cepokmulyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang pukul 11.15 WIB (13/6/2019). Akibatnya, Ghufron mengalami luka di bagian kepalanya dan dirawat di RS Kanjuruhan, Malang.

Sungguh ironis sekali kejadian ini. Hanya karena tidak diberi uang, pengamen malah marah dan kasar. Pasalnya, hak dari kita maupun semua pihak untuk memberi atau tidak uang kepada pengamen yang datang ke rumah maupun di jalan. Itu hal lumrah, jadi pengamen tidak perlu marah.

Di lingkungan sekitar saya juga begitu, seringkali datang pengamen meminta-minta ke rumah, tetapi kalau tidak diberi atau di respon, maka pengamen akan pergi dengan sendirinya dan tidak menyerang.

Tetapi pengamen di Malang tersebut sungguh tak bisa ditolerir. Pemaksaan dan pemukulan yang dia lakukan telah menodai nilai, norma dan aturan yang berlaku, sehingga harus dihukum dengan aturan yang berlaku. Pengamen tak sadar bahwa dirinya meminta-minta ke rumah orang, sehingga harus tahu etikanya bahwa kalau tidak diberi, itu adalah hak semua orang.

Tidak ada aturan hukum yang mengatur bahwa pengamen harus diberi uang. Jadi, bagi saya, emosi dari pengamen tersebut sudah keterlaluan. Dia tak mengerti bahwa menjadi hak orang lain untuk tidak memberi. Kalau memberi, ya tentu bersyukur.

Ini himbauan juga bagi semua pengamen bahwa kalau tidak diberi uang, itu adalah hak dari semua orang. Jangan memaksa dan memainkan kekerasan, karena itu akan membuat anda dijebloskan ke penjara. Jangan sampai kehidupan yang kejam ini semakin diliputi kekejaman lagi. Kalau mau mencari uang, maka dengan cara yang halal bukan menindas seperti itu.

Kasihan sekali pemilik rumah bila diintervensi dan dihajar karena untuk kepentingan pengamen semata. Maka dari itu, ini menjadi pelajaran bagi kita dan khusus untuk pengamen.

Jadilah orang yang punya moral dan hati yang baik kepada orang lain. Senada dengan itu, orang lain akan iba terhadapmu. Saya yakin kalau pengamen berusaha bekerja dan tidak memaksa serta santun saat berhadapan dengan orang lain, maka orang tersebut dengan sendirinya akan iba dan memberi. Hidup ini memang kejam, jadi kita harus melawannya dengan usaha.

Semoga hal ini tidak terjadi lagi. Banyak pengamen yang baik dan tidak memaksa tentunya. Jadi, tindakan oknum pengamen tersebut tak perlu ditiru.

Salam Kompasianer!!  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun