Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Beradu Prestasi, Bukan Nyinyir dan Hoaks

1 Juni 2019   23:34 Diperbarui: 1 Juni 2019   23:38 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Di bulan suci Ramadan yang penuh berkah ini, kita semua anak bangsa diminta untuk menjaga hawa nafsu dari segala hal, bukan hanya makan dan minum. Dari postingan media sosial yang negatif  juga kita dilarang. Semua itu agar Ramadan tidak tercoreng oleh kita sendiri.

Beragam ujaran kebencian, hoaks dan nyinyiran sudah sering kita lihat, dengar dan diberitakan juga di media massa. Maka, hal itu harus kita lawan dan hentikan agar kita tidak termakan oleh tindakan buruk itu. Jangan sampai anak bangsa yang berpendidikan menjadi rusak moralnya akibat banyaknya hoaks, kebencian dan nyinyiran yang kita produksi sendiri.

Maka, ayo kita adu prestasi saja. Adu prestasi begaimana?. Ya bisa dalam hal kebaikan seperti memberi sedekah atau pertolongan kepada orang yang membutuhkan. Bisa juga dalam hal pendidikan, pekerjaan dan bisa juga dalam hal bakat yang kita miliki, seperti menuliskan hal-hal baik dalam media sosial, cetak, majalah maupun di Kompasiana ini.

Itu adalah prestasi kawan sekalian. Prestasi tak serta merta hanya mendapatkan cita-cita, rangking pertama, atau piala atau uang, tetapi dalam hal kebaikan yang kita tabur juga itu prestasi. Andaikan dalam setiap tulisan kita bisa membuat orang berubah jadi baik dan mengambil maknanya dengan baik, maka itu termasuk prestasi bukan?. Ya, itu prestasi.

Terkait itu, pernah melihat seorang supir angkot marah-marah, teriak-teriak, dan terjadi adu mulut dengan lawan bicaranya? Kasus itu salah satu contoh interaksi sosial, yang tidak membawa ke perdamaian dan kerja sama (asosiatif), tetapi cenderung melahirkan perpecahan atau konflik (disosiatif) (mediaindonesia.com, 23/5). Tindakan itu bukan prestasi, tetapi keburukan. 

Marah-marah, adu mulut dan teriak-teriak itu bukan hal yang kita tiru. Apalagi di bulan suci Ramadan ini, tentu itu akan membatalkan puasa kita. Siapapun tak akan mau seperti itu. Oleh karena itu, agar tak seperti itu, maka ayo beradu prestasi.

Ayo beradu kebaikan, caranya dengan banyak-banyak menaburkan kebaikan untuk sesama kita. Berbagi kasih dan berbagi kebahagiaan yang kita punya. Itu adalah prestasi tentunya. Atau kita menghasilkan kata-kata yang bijak, santun dan disukai orang atau warganet di akun media sosial kita. Itu juga prestasi, sebagaimana Kompasiana mengajak kita untuk menuangkan hal positif di media sosial. Apa salahnya kalau hal itu kita perbuat?.

Prestasi lebih berharga dari ribut-ribut dan marah-marah. Prestasi menjanjikan kita disenangi dan disukai dan dilimpahi rezeki. Kalau marah-marah, teriak-teriak hanya memberikan kelelahan saja buat kita. Untungnya juga tidak ada.

Begitupun menaburkan kebencian dan hoaks tak ada untungnya buat kita. Yang terjadi kita terlibat dengan hukum. Kita menjadi sarang bully-an orang lain juga. Kita tersiksa di sel penjara akibat tindakan itu. Ya, mari berprestasi di bulan suci ini. Apalagi karena prestasi kita dapat uang, tentu puji syukur kepada Tuhan. Lawan kebencian, hoaks dan nyinyiran dengan prestasi. Ayo beradu prestasi teman sekalian agar lebih dihargai orang lain.

Salam Kompasianer!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun