Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ferdinand Hutahaean Pergi Meninggalkan Prabowo, Koalisi Pecah

20 Mei 2019   00:32 Diperbarui: 20 Mei 2019   00:37 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Beginilah wajah politik yang sebenarnya. Tidak ada yang abadi. Tidak ada kata setia. Hanya cinta yang saya ketahui abadi dan setia. Mengapa?. Lihatlah teman, cinta antara suami istri yang ada di lingkungan kita. Tentu banyak sekali kita jumpai pasangan suami istri yang terikat janji perkawinan di hadapan Tuhan langgeng sampai kakek nenek maupun sampai maut memisahkan.

Meski ada pula yang bercerai, tetapi itu hanya segelintir orang saja. Nah, mengapa saya bercerita politik tidak ada yang abadi dan setia. Hal itu terlihat dari koalisi BPN Prabowo-Sandi yang dibentuk untuk melawan koalisi TKN Jokowi-Amin dalam pemilu tahun ini.

Lihatlah teman, berita terbaru yang diterbitkan detik.com, 19/5/2019,  Ferdinand Hutahaean yang mengklaim dirinya berhenti mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Menurut Sandiaga, Ferdinand banyak berjuang. Sebelumnya, Ferdinand berang lantaran Ani Yudhoyono di bully netizen yang disebut "buzzer setan gundul".

Oleh karena itu, Ferdinand memutuskan keluar dan tidak mendukung lagi Prabowo-Sandi, sehingga sudah terjawab bahwa koalisi di BPN sudah tidak akur seperti masa kampanye kemarin.

Semakin memperburuk suasana

Ketika di masa yang sulit saat ini, dimana pasangan Prabowo-Sandi sedang terpuruk pada kekalahan menurut hasil real count KPU. Ditambah lagi, koalisi yang sudah tak akur lagi, maka timbul sudah kesedihan disana. Suasana politik di kubu BPN semakin terombang-ambing. Ibarat istilah pepatah "Sudah jatuh tertimpa tangga pula".

Sudah di ambang kekalahan, tetapi perlahan kader koalisi bepergian dan tak lagi duduk dalam satu koalisi. Ini sangat menyedihkan tentunya bagi kubu BPN. Apalagi Ferdinand mempunyai peran yang cukup signifikan kepada koalisi seperti kata Sandiaga.

Kehilangan Ferdinand berarti kehilangan kesetiaan. Koalisi hancur dan masa depan pun hancur. Masa depan dari Prabowo-Sandi untuk jadi Presiden dan wakil Presiden pun perlahan sirna. Hasil real count sementara sudah terbukti keunggulan dari Jokowi-Amin, ditambah koalisi retak.

Suasana yang semakin mencekam ini tak dapat mengobati kepedihan maupun kesedihan. Malah menambah masalah baru yang akan membuat pikiran semakin stress. Ini sungguh berbahaya. Harusnya, selesai pengumuman pemilu ini, maka disitu kontrak koalisi habis, jadi bisa jadi koalisi bubar. Namun ini malah terbalik. Di masa waktu yang dekat, dimana pengumuman resmi KPU mengenai hasil Pilpres, maka disitu koalisi perlahan pergi meninggalkan BPN Prabowo-Sandi.

Dengan demikian, hampir mirip-mirip juga disaat Prabowo diduga kabur, ternyata Ferdinand juga keluar dari koalisi. Politik yang begitu menyakitkan tentunya.

 Tetapi, apapun itu terima saja dan berbesar hatilah. Itulah politik. Tak bisa kita memaksa untuk tidak keluar dan tidak bisa dipaksa untuk terus bertahan. Politik sudah disajikan dengan tidak ada kata loyalitas. Tetapi, identik dengan sebuah kepentingan. Kepentingan masing-masing pihak tentunya atau pelaku politik itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun