Mohon tunggu...
Juanda
Juanda Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer Taruna

$alam Hati Gembira ...

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Cara Menjaga Keuangan Tetap Stabil

3 Agustus 2019   10:11 Diperbarui: 3 Agustus 2019   10:19 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandingkan dengan kaca depan mobil yang buueesar bingitz! Coba bayangkan, kalau itu di balik, kaca depannya menjadi kecil, lalu cermin (spion) untuk melihat ke belakang yang besar, apa jadinya?

Kalau Michael Schumacher dengan F1-nya atau Valentino Rossi dengan MotoGP saat memacu kendaraannya sering ngintip melalui spion, maka konsentrasi dan fokusnya akan terganggu. Jalannya tidak akan stabil. Akan melambatkan laju kendaraannya atau tabrakan.

Demikian pula dalam mengatur keuangan kita masing-masing, perlu memutuskan cara terbaik membuatnya stabil. Nasihat orang perlu didengar, tapi penentu ada pada pelakunya.

Memang membuat posisi keuangan stabil tidaklah mudah. Apalagi mengalami sesuatu yang sifatnya  force majeure, yang tak terpikirkan tiba-tiba menghantam, seperti: mengalami tabrakan hebat, perlu operasi, toko terbakar atau mengalami bencana lainnya.

Nah, inilah 6 caraku dalam Berpartisipasi Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan, yaitu:

1. Bekerja Keras 

Saya telah melakukan ini bertahun-tahun. Bahkan ketika bangkrut hingga pindah rumah kontrakan tidak pernah memberi tahu keluarga besar. Bukannya sedang menyombongkan diri, cuma masih ada kekuatan sebagai bagian dari latihan untuk menikmati hidup.

Dengan bekerja, maka akan ada pemasukan. Baru setelah itu dibagi dengan bijak, supaya selama sebulan posisi keuangan bisa stabil. Biasa diawal bulan, semua pengeluaran untuk kebutuhan, saya lunasi semua, seperti bayar PLN, PDAM, telpon, sekolah, aneka iuran, beli beras dan teman-temannya, lalu terakhir mengisi kas tabungan.

2. Rajin Menabung 

Dalam rupiah lho. Ini pun telah saya lakukan bertahun-tahun saat ingin memiliki rumah, setelah mengalami kebangkrutan. Butuh 21 tahun untuk bersabar, demi untuk bisa memiliki rumah lagi. Darimana uang mukanya? Dari tabungan yang sekian tahun itu.

Dalam hidup ada masa berlimpah dan masa masa paceklik. Itu seninya. Saat berlimpah simpan banyak-banyak. Saat pemasukkan tersendat, salurkan perlahan-lahan. Niscaya tidak akan menjadi 'pengemis' yang berharap bantuan orang lain, malahan bisa membantu yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun