Mohon tunggu...
Juanda Azhari
Juanda Azhari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Supremasi dan Kebijakan Pemerintah

2 Desember 2022   08:19 Diperbarui: 2 Desember 2022   08:33 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Forum Mahasiswa Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Formahan FH-UH) gelar Seminar Seputar Hukum Administrasi Negara. Dokpri

Forum Mahasiswa Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Formahan FH-UH) gelar Seminar Seputar Hukum Administrasi Negara (Supremasi) dengan tema "Mengawal Strategi Kebijakan Pemerintah di Tengah Pemulihan Ekonomi Nasional," bertempat di Baruga Prof Dr H Baharuddin Lopa SH, Rabu (30/11).

Hadir sebagai salah satu pemateri, Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Dr Romi Librayanto SH MH membahas mengenai kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM serta potensi maladministrasi pasca kenaikan harga BBM.

Pada kesempatannya, Romi menjelaskan tentang kebijakan yang berkaitan dengan hukum untuk menjadi suatu aturan mengikat bagi warga negara dan menjadi norma yang mengikat secara umum serta harus dipatuhi.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pada dasarnya tafsir kebangsaan atau secara umum diartikan bahwa negara wajib memberikan subsidi terhadap warga negara hijgga memicu banyak pertanyaan. Semua yang ada dalam aspek maladministrasi berpotensi pada setiap kebijakan baru ataupun aturan-aturan sebelumnya yang telah diatur.

Selanjutnya, ia juga menekankan mengenai berbicara maladministrasi terkait subsidi BBM, semuanya tersaji. Pertanyaannya apakah kriteria sehingga bisa dikatakan tepat sasaran?

"Di sana ada potensinya dan bagaimana potensi itu bisa dikawal? Ya ada banyak cara. Seperti halnya ketika kita punya banyak uang, lantas bertanya ngapain subsidi? Ya itu baik, tetapi tidak bijak," ungkapnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun