Mohon tunggu...
Asaf Yo
Asaf Yo Mohon Tunggu... Guru - mencoba menjadi cahaya

berbagi dan mencari pengetahuan. youtube: asaf yo dan instagram: asafgurusosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Ciri Nama Orang Jawa?

12 Maret 2021   00:27 Diperbarui: 12 Maret 2021   00:33 1446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah anda memperhatikan nama-nama anak jaman sekarang? Apakah anda bisa menebak anak-anak tersebut dari etnis apa hanya sekedar dari namanya? Kalau dari suku-suku tertentu di Indonesia, maka kita bisa menebak mereka keturunan suku apa, missal orang ambon, orang flores, orang batak. Kita bisa menebak mereka. Tapi bagaimana kalau kita dihadapkan pada nama-nama anak keturunan Jawa sekarang, terutama anak-anak yang tinggal di kota besar. Hmmmm bisa jadi tebakan anda akan sering salah.

Nama, apalah artinya nama. Mungkin itu yang terbersit dalam pikiran kita, tapi nama ternyata mampu menunjukkan identitas kita secara kesukuan. Mari kita lihat negara negara seperti Jepang, Korea, Arab Vietnam , Thailand, maupun Tiongkok. Hanya dengan mendengar namanya saja kita langsung paham mereka dari negara mana atau etnis apa. Walaupun mereka akhirnya beralih keyakinan, misalnya orang Korea yang beralih menjadi penganut agama Kristen, nama korea mereka tetap akan tercantum sehingga identitas mereka tetap akan melekat sebagai orang Korea. Perubahan keyakinan tidak akan membuat nama mereka menjadi tersamarkan dari identitas etnis mereka.

Bagaimana dengan Indonesia? Saya akan terfokus pada orang jawa saja. Mengapa Orang jawa? Ya, karena saya orang keturunan Jawa sih jadi sedikit banyak saya punya kapasitas untuk itu. Selain itu, di suku --suku lain juga nama mereka akan tetap melekat walau mereka beragama lain. Saya ambil contoh, misal suku batak, walau mereka berbeda keyakinan entah Kristen maupun Islam, tetap saja dengan mendengar nama Siregar, Simatupang, Sirait, Sianturi atau nama nama lain , orang akan langsung memahami orang tersebut dari suku apa (kita mengabaikan factor kawin campur). Begitu juga orang Nusa Tenggara Timur dan Maluku. Hanya mendengar nama keluarga mereka , entah mereka beragama apa, kita langsung memahami mereka keturunan etnis apa.

Sementara di Jawa. Ini dia yang membuat saya berpikir cukup keras. Apa yang mampu menunjukkan seseorang itu keturunan Jawa. Nama nama orang Jawa sangat amat lentur tidak mengikuti pakem seperti suku --suku lain. Tidak adanya suatu kewajiban penggunaan nama keluarga dalam keluarga jawa semakin menyamarkan identitas kejawaan seseorang.

Saya ambil contoh dalam keluarga saya saja, nama salah satu anak kerabat saya adalah Levi Joy Satriani yang terinspirasi dari nama Alkitab, nama barat dan nama belakangnya  adalah nama pemusik internasional terkenal. Hihihi. Tidak ada nama yang berbau jawa sedikitpun.  Ada banyak lagi contoh contoh nama anak-anak Jawa yang sekarang kalau kita dengar itu kita tidak akan bisa menebak, seseorang itu orang jawa atau tidak.

Bahkan malah yang melestarikan nama Jawa mungkin justru orang Tionghoa. Setidaknya sesudah  proses peraturan yang dibuat oleh pemerintah tahun 1967, dimana warga keturunan Tionghoa dilarang menggunakan nama Tionghoa sebagai nama mereka. Warga keturunan Tionghoa (terutama di Jawa) akhirnya memiih nama Jawa untuk dijadikan nama keluarga mereka dan itu diteruskan oleh anak cucu mereka. Jadi jangan terjebak dengan nama seseorang di Jawa kalau anda mengenal seseorang memiliki nama Jawa sebagai nama keluarga. Sangat bisa jadi mereka bukan suku jawa asli, namun orang Keturunan Tionghoa. Sebagai seorang pengajar di sekolah yang mayoritas keturunan Tionghoa, maka saya memahami , ciri khas nama Tionghoa di Jawa adalah gabungan dari nama barat di depan dan nama Jawa di belakang.

Memang sih, sekarang ada gejala bagi masyarakat Jawa untuk menyematkan nama belakang mereka sebagai nama keluarga mengikuti budaya budaya lain dan nama yang dijadikan nama keluarga tersebut adalah nama yang berbau Jawa. Hanya saja, orang-orang ini masih masuk kategori minoritas, masih jauh lebih banyak orang yang menggunakan nama dengan bebas tanpa harus ada embel embel nama keluarga maupun hal-hal yang berbau jawa (seperti dalam keluarga saya contohnya, hehehehe)

Nama nama anak Jawa sekarang justru banyak sekali yang menggunakan nama nama yang berasal dari luar Indonesia . Bila anak itu beragama Islam, maka namanya cenderung nama yang berbau Arab. Jika yang beragama nasrani, cenderung terinspirasi nama barat. Bukan berarti saya anti dengan penggunaan nama nama asing seperti itu, toh pada masa Islam dan Kristen belum masuk pun, nama-nama di Jawa juga kebanyakan terinspirasi dari nama nama agama Hindu Buddha. Hanya saja dari hal tersebut , maka saya melihat identitas Jawa sebagai sebuah suku tidak sekuat suku atau etnis lain di dunia ini atau yang ada di Indonesia. Itu yang menjadi perhatian dari saya.

Bukan hanya itu, gejala yang ada sekarang adalah membuat nama seunik mungkin , nama yang saya sebagai guru akan kesulitan untuk menyebutkan atau menuliskan karena antara tulisan dan cara membaca bisa sangat berbeda. Variasinya dalam satu kata bisa ada banyak walau cara bacanya sama. Saya ambil contoh sederhana, missal nama Adelia, bisa itu nulis adeliya, bisa itu Adelya. Melihat hal seperti ini, saya secara pribadi kadang iri dengan suku-suku lain yang mampu menjaga identitas kesukuan mereka yang tidak akan pudar walau agama datang silih berganti tapi identitas kesukuan yang ditunjukkan dari nama mereka tetap akan lestari.

Banyak yang beranggapan bahwa pemberian nama daerah (nama Jawa ) itu identik dengan kuno dan katrok. Kalau menyebut nama Jawa selalu akan jadi bahan olok-olok misalnya nama paijo painem partiyem,paidi sukardi dan lain lain. Seolah-olah nama Jawa itu hanya seputar itu itu saja. Padahal ada banyak nama yang itu enak didengar . Nama-nama yang memiliki nilai dan makna yang baik.

Jika nama adalah doa orangtua, mengapa tidak memberikan nama dengan bahasa yang sudah menjadi warisan leluhur. Mencari nama Jawa yang baik dan membawa doa yang baik itu bukankah mudah, dengan hanya bermodalkan internet. Kita bisa browsing nama nama yang baik namun dari Bahasa Jawa/ sansekerta/kawi. Tidak perlu muluk muluk untuk menjadi seorang jawa harus memahami kebudayaan jawa dengan baik. Cukup melakukan hal yang sederhana dulu, yaitu apakah kita sudah memberikan nama yang mampu menunjukkan kejawaan kita? Bukan berarto dalam satu nama lengkap itu harus nama yang berbau Jawa juga. Terserah sih kalau mau dicampur, hanya saja menurut saya pribadi, tentu lebih baik kalau ada satu kata yang mencirikan bahwa anda adalah orang Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun