Mohon tunggu...
Euella Thaline
Euella Thaline Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis Tiada Henti

Karena setiap detik yang kita miliki tidak akan pernah kita ulangi lagi. Memilih bijak menggunakan waktu adalah pilihan yang tepat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Stasiun Karet, Prioritas yang Terabaikan

3 Juli 2018   16:26 Diperbarui: 3 Juli 2018   22:22 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sangat jelas rasanya di setiap perhentian KRL, awak kereta akan selalu menginformasikan untuk memberikan bangku prioritas sesuai dengan peruntukannya.

Kepedulian masyarakat yang sudah menurun, telinga yang sengaja ditulikan, dan mata yang sengaja dibutakan.

"Bu, duduk saja, ijin kepada mbak-mbaknya. Itu bangku prioritas memang untuk ibu membawa anak kok. Itu hak Ibu". Aku sengaja menyamperi sang ibu dengan volume yang sengaja saya tinggikan dengan harapan sang mahasiswa mendengar.

Tujuanku akhirnya tersampaikan, sang gadis melirik dan dengan berat hati berdiri dari tempat duduknya sehingga sang ibu duduk dengan dua anaknya bisa duduk.

Aku tidak tau apa yang ada di benak sang mahasiswa tentangku. Namun, yang aku tau, aku melakukan yang benar.

Sepanjang perjalanan KRL, tiba-tiba ada seorang wanita hamil yang masuk dari gerbong sebelah. Hamilnya sudah lumayan besar. Dan sepertinya sang ibu sedang mencari tempat duduk. Dia memalingkan penglihatanya ke bangku prioritas di sekelilingnya. Namun, sayangnya sang ibu hamil tidak berbicara, hanya mencoba menggunakan bahasa tubuh dengan harapan ada penumpang yang mengalah.

Mata saya pun tertuju kepada seorang ibu muda berambut pirang dengan high heels dan gadget di tangannya. Matanya menoleh ke ibu hamil namun tidak ada kerendahan hati darinya untuk memberikan tempat duduk buat ibu hamil tersebut.

Saya tak habis pikir masih ada masyarakat  yang tidak memiliki kepedulian sedikitpun kepada orang lain. Kesenangan dan keinginan pribadinya telah membuat hatinya mati rasa.

Akhirnya seorang anak balita yang duduk di bangku prioritas terpaksa harus dipangku oleh ibunya, dan duduk berdempetan demi sang ibu hamil bisa duduk. Dan sang Ibu Muda berambut pirang tadi dengan tidak berdosa melirik dan kembali sibuk dengan gadgetnya.

Saya jadi teringat dengan cerita teman saya yang baru melakukan perjalanan wisata ke Singapura Bulan Juni 2018 kemarin. Dia sangat terkesan dengan budaya mengalah yang sangat tinggi disana. Memberikan tempat duduk bagi yang lebih lemah, antri dan sebagainya.

Selama di Singapura, setiap kali dia masuk kereta, karena dia selalu membawa stroller, pasti akan selalu ada yang nyolek dan menawarkan kursinya. Dan tak sekalipun dia berdiri setiap naik kereta. Dia sangat terkagum-kagum dengan kepdulian masyarakat disana khususnya budaya mengalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun