Tentunya tidak asing lagi bagi kita dengan kata "menghafal". Menghafal adalah proses menempatkan informasi ke dalam ingatan (memori). Menghafal umumnya berbasis pada bunyi yang dihasilkan secara oral atau lisan. Menghafal sama dengan memberi tanda pada otak kita tentang informasi apa yang perlu kita tandai.
Pada umumnya anak-anak mampu menghafal dengan sangat cepat, karena pada masa golden age kecerdasan anak akan berkembang secara optimal. Jika kegiatan mengafal dilakukan secara monoton justru anak akan enggan untuk memperhatikan kegiatan menghafal ini, dan supaya menghafal tidak jadi membosankan, maka diperlukan suatu metode kolaborasi, salah satunya dengan metode bernyanyi, agar kegiatan mengahafal ini menarik perhatian anak.
Honig (1998) Anak secara biologis sudah dilengkapi dengan kesenangan untuk merespon suara-suara orang. Bernyanyi merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh anak-anak, apalagi jika nyanyian tersebut dibawakan oleh anak seusianya dan diikuti gerakan-gerakan tubuh yang sederhana.
Dengan menghafal menggunakan metode bernyanyi ini dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak. Mengembangkan daya pikir anak untuk menghafal akan menumbuhkan nilai-nilai baik sedini mungkin dalam jiwa anak. Perkembangan kognitif untuk menghafal pelajaran dengan bernyayi bertujuan untuk memudahkan anak dalam mengingat.
Jadi metode menghafal dengan bernyanyi termasuk cara sistematis untuk mencapai tujuan meningkatkan perkembangan kognitif anak. Melalui nyanyian banyak hal yang dapat kita sampaikan pada anak, terutama pesan moral dan nilai-nilai agama, dan dengan metode bernyanyi suasana pembelajaran akan menjadi menyenangkan, membuat anak bahagia, menghilangkan rasa sedih, anak-anak merasa terhibur, dan lebih bersemangat. Sehingga pesan-pesan yang kita berikan akan lebih mudah dan lebih cepat di terima serta diserap oleh anak-anak.
