Perkembangan Bahasa pada anak adalah salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak yang diekspresikan melalui pemikiran anak dengan menggunakan kata-kata yang menandai meningkatnya kemampuan dan kreativitas anak, sesuai dengan tahap perkembangannya.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam interaksi sehari-hari. Bahasa digunakan untuk menyampaikan maksud pada seseorang dengan susunan kata yang mudah dimengerti, juga merupakan alternatif untuk mengekspresikan perasaan dan menerima pikiran orang lain. Oleh karena itu untuk mengemukakan maksud yang jelas perlu penggunaan Bahasa yang benar, dan itu sangat penting.
Lalu kapankah perkembangan bahasa mulai berkembang?
Kemampuan perkembangan Bahasa setiap anak berbeda-beda tergantung stimulus untuk mengembangkan Bahasa anak. Maka hal ini perlu dilakukan agar perkembangan Bahasa anak bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan tahap pertumbuhannya. Periode kritis perkembangan anak terjadi pada tahap usia dini, yakni sejak ia lahir hingga anak berusia 6 tahun.
Anak belajar bahasa melalui aktivitas mendengar, melihat, dan menirukan orang-orang disekitarnya. Menurut Vygotsky, anak belajar Bahasa berasal dari orang dewasa kemudian diinternalisasikan sebagai alat berfikir juga alat kontrol. Maksudnya anak menyerap apa yang dibicarakan atau kegiatan orang dewasa lalu anak akan memproses maksud kegiatan itu, dari proses ini anak melalui proses berfikir.
Chomsky mengatakan bahwa Bahasa diperoleh secara kodrati dan berjalan terus menerus sesuai jadwal genetik yang berkembang. Artinya perkembangan Bahasa akan menyesuaikan dengan perkembangan tubuh atau biologis anak. Anak tidak bisa dipaksa untuk menguasai suatu Bahasa jika tidak didukung dengan perkembangan biologis yang matang.
Perlu diketahui kemampuan berbahasa anak dapat menjadi salah satu indikator perkembangan keseluruhan anak. Melalui kemampuan Bahasa anak orang tua dapat mendeteksi keterlambatan atau kelainan pada sistem lain, seperti kemampuan kognitif, sensorimotor, psikologis, emosi, dan lingkungan disekitar anak. Deteksi dini sangatlah penting agar pelaksanaan stimulasi dapat segera dilakukan.
