Mohon tunggu...
Nurfauziyah
Nurfauziyah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - ziyah

early childhood islamic education

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Haruskah Ayah Terlibat dalam Pembelajaran Sosial Emosional Anak?

26 Oktober 2018   01:17 Diperbarui: 26 Oktober 2018   01:47 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap anggota keluarga masing-masing mempunyai peran dalam membentuk sosial emosional anak. Namun apa jadinya jika peran seorang ayah hanya ikut andil sedikit dalam pembelajaran sosial emosional anak?

Dilihat dari segi budaya ayah identik dengan bekerja sedangkan ibu, mengurus rumah tangga, dan disinilah pola hubungan ayah kurang dalam pembelajaran sosial emosional anak, anak akan lebih sering bercengkrama dengan ibu ketimbang dengan sang ayah. Sehingga dapat menimbulkan hubungan menjadi renggang dan beresiko mengganggu keseimbangan mental anak.

Efek negative tidak adanya peran ayah tak hanya di rasakan saat anak ditinggalkan tapi ini akan berlanjut hingga anak tumbuh remaja, dan remaja yang dulunya memiliki hubungan yang renggang dan kurangnya batasan yang di berikan ayah untuk penjagaan sang anak akan ayah lebih beresiko mengembangkan perilaku seperti merokok atau punya anak di usia belia. Semakin dini usia sang anak saat ditinggal ayahnya, efek negatif tersebut semakin besar. Dan, dampaknya lebih besar pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Serta para ilmuwan dalam penelitian ini menemukan bahwa anak yang mendapat penolakan dari ayahnya berisiko menunjukkan perilaku agresif. Selain itu, dia lebih mudah memusuhi orang lain dan cenderung merasa rendah diri dan hal itu dapat membuat anak mengalami kesulitan menjalin hubungan dekat dengan orang lain, juga dengan pasangan.

Jadi pembagian tugas ayah dan ibu memang kebanyakan berbeda-beda. Namun asupan kasih sayang yang di berikan kepada anak juga harus seimbang, boleh jadi ibu lebih sering berinteraksi dengan anak, namun sang ayah juga harus meluangkan waktu-waktu khusus bersama anak dengan rutin.

Contohnya setiap hari minggu, sang ayah mengagendakan untuk jalan-jalan berdua atau bersama keluarga, dengan begitu, anak akan merasa diperhatikan. Dan usahakan anak mendapat waktu berdua hanya ayah dan anak untuk anak bercerita atau mengekspresikan apapun, sehingga anak akan merasa perhatian sang ayah hanya diberikan untuknya. Dengan begitu kualitas interaksi antar keduanya dapat ditingkatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun