Mohon tunggu...
Joysce Natareka
Joysce Natareka Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar/mahasiswa

Pelajar/Mahasiswa, menyukai problem yang harus dipecahkan. Menjadikan menulis sebagai hobby dan untuk mengisi waktu kosong

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Si Eci Anak yang Sial

9 Juli 2020   23:05 Diperbarui: 9 Juli 2020   22:58 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Disuatu dusun yang kecil dan Pada sebuah rumah panggung yang sederhana tampak beberapa orang tua yang sibuk mengolah berbagai macam makanaan, salah satunya adalah  ayam kampung yang baru saja di sembelih oleh pemilik acara,  yang di gunakan sebagai hidangan untuk para tamu.

Sementara itu, disisi lain tamapk seorang gadis cilik berpakayan orange sedang asik bermain bersama teman-teman sebayanya. "Satu, dua, tiga, emapt, Lima.. ". Eci memejamkan matanya, tangan kanannya menempel Pada sebuah pohon beringin muda. Sementara teman-teman nya sibuk berlari untuk mencari tempat persembunyian.

Ada yang bersembunyi di balik rerumputan,  ada yang bersembunyi di bawah rumah panggung dan ada yang bersembunyi di dalam rumah yang mengadakan acara itu. "Sepuluh! ". Eci membuka matanya, matanya sibuk mengawasi dimana keberadaan teman-teman nya.

"Kira-kira dimana mereka bersembunyi".  Eci mulai melakukan pencariannya, pertama-tama ia menyusuri Daerah rerumputan, tetapi ia tidak menemukan temannya di situ.  Kemudia Eci menuju bawah kolong rumah panggung, tubuhnya yang kecil dan pendek sangat memudahkannya untuk menyusuri bawah kolong rumah itu, tampa harus menunduk.

"Eci hati-hati nak, dibawah situ banyak paku, nanti kamu terinjak iho". Eci mendengar ibunya yang berteriak dari arah kerumunaan orang-orang yang sedang mengolah ayam kampung, tentu ibunya khawatir terhadap nya.  "Iya Mak". Eci menjawab ibunya, kemudian tetap melanjutkan pencariannya.

"Aduhhh! ". Sebuah paku bekarat yang ukurannya cukup besar, berhasil bersarang di kaki kecil Eci.  Eci menahan tangisnya, ia tidak ingin ibunya mengetahui hal ini.

Dengan perasaan yang campur aduk Eci mengangkat kakinya yang masih tersangkut paku. Parahnya paku yang ia injak, ternyata menempel pada sebuah papan, yang kira-kira sepanjang satu jengkal orang dewasa.

Ketika Eci mengangkat kakinya, papannya juga ikut terangkat dikarenakan paku yang sebenarnya menempel pada papan kayu tersebut.

Eci memekik pelan, tetapi tangannya dengan gesit mencabut paku itu dari kakinya. Eci berlari kecil meninggalkan permainaan, ia tidak ingin ibunya mengetahui hal ini, ia akan berpura-pura baik-baik saja.  Eci melewati ibunya yang tengah berbincang dengan beberapa orang.

"Eci kamu mau kemana? ". Ibunya melihat Eci yang baru saja keluar dari kolong rumah panggung.  "Eci mau kebelakang Mak".  Eci berjalan cepat melewati ibunya, ia berusaha tidak terlihat pincang, padahal kakinya terasa sangat sakit dan nyeri.  Entah mengapa Eci kecil berpikir, nasehat ibunya seperti sumpah baginya dan buktinya dengan apa yang ia alami sekarang.

Eci menyusuri pinggiran sungai kecil yang memang terletak di belakang rumah yang mengadakan acara tersebut. Disitu terdapat pantai kecil dengan beberapa batu bara yang tertanam pada pasir di tepi sungai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun