Mohon tunggu...
Joy MaranathaTarigan
Joy MaranathaTarigan Mohon Tunggu... Freelancer - Pendidikan

Alumni Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Kristen Satya Wacana, menyukai buku dan musik, juga guru BK di SMP Xaverius 2 Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memilih Jurusan Kuliah

3 Desember 2018   21:51 Diperbarui: 3 Desember 2018   21:54 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Akhirnya kuliah juga" itulah ungkapan yang keluar dari mulut penulis saat pertama kali berkuliah di tahun 2012, penulis dengan semangat menjalani perkuliahan pada salah satu fakultas yang ada di salah satu pergutruan tinggi di kota Salatiga. Bisa dibilang penulis sangat asal-asalan dalam memilih jurusan, saat itu yang ada di pikiran penulis "yang penting ngampus" dan ingin merasakan suasana di tanah rantau dengan "bebas". Awalnya semua berjalan baik-baik saja, hingga akhirnya di tahun kedua tepatnya tahun 2014 penulis memutuskan untuk pindah fakultas. Alhasil, sekarang penulis hanya bisa gigit jari melihat teman-teman seangkatannya dulu  diwisuda, lanjut S2 bahkan ada yang (sudah) menikah. Sedangkan penulis sendiri sedang berusaha menyusun skripsi. Saat memilih jurusan kuliah di tahun 2012, penulis tidak menjalankan perencanaan dengan baik. Tentu kalian para siswa SMA atau sederajat tidak ingin mengalami hal seperti itu. Berikut ini beberapa hal yang bisa penulis sampaikan untuk mencegah hal itu terjadi.

Sebelumnya mari kita terlebih dahulu mengenal sedikit apa itu yang dinamakan perguruan tinggi, perguruan tinggi adalah jenjang pendidikan lanjutan setelah SMA/sederajat. Dalam perguruan tinggi biasanya terdapat berbagai macam jurusan yang bisa dipilih oleh calon mahasiswa ketika akan berkuliah. Bagi siswa yang sudah berada kelas 12 SMA atau sederajat pastinya harus memilih jurusan di perguruan tinggi yang tepat setelah lulus SMA. Tetapi tidak semua siswa SMA dapat menentukan pilihan jurusan di sebuah perguruan tinggi dengan mudah. Bahkan ada juga beberapa calon mahasiswa yang asal memilih jurusan kuliah di perguruan tinggi. Berikut dampak yang terjadi jika salah dalam memiilih jurusan di perguruan tinggi :

1. Setengah hati dalam menjalani perkuliahan.

Belajar menjadi kurang bersemangat dan terasa sulit serta munculnya rasa marah, sedih, kesal akan memblokir efektivitas kerja otak dan menyebabkan terhambatnya pembentukan motivasi. Kemudian, menganggap perkuliahan merupakan beban sehingga merasa tertekan. Terlebih jika mata kuliah yang dipelajari semakin sulit , inilah yang dirasakan oleh penulis sejak memasuki semester 3, penulis merasa tidak semangat lagi dan akhirnya memutuskan pindah.

2. Pencapaian nilai yang tidak maksimal.

Karena menjalani perkuliahan dengan setengah hati maka pencapaian nilai dalam perkuliahan atau yang biasa disebut Indeks Prestasi (IP) menjadi tidak maksimal. Alhasil mahasiswa yang menjalaninya akhirnya harus mengulang di semester yang akan datang dan tentunya ini akan menghambat waktu kelulusan. hal ini juga dirasakan oleh penulis, saat di semester 1 dan 2 pencapaian nilai penulis baik-baik saja, tetapi sejak semester 3 menjadi nilai "terjun bebas". Alhasil penulis menyerah dan memutuskan pindah karena ada beberapa matakuliah yang penulis ulang namun hasilnya tetap saja harus mengulang.

3. Penurunan rasa percaya diri.

Dengan adanya penurunan rasa percaya diri membuat seseorang merasa tidak dapat menguasai materi perkuliahan, memecahkan masalah yang diberikan, dan tentu hal tersebut mempengaruhi hasil nilai yang membuat mahasiswa bisa menjadi semakin down, tertekan, merasa minder sehingga yang terjadi adalah mahasiswa tersebut menarik diri dari pergaulan karena merasa kurang percaya diri, takut bergaul, menjaga jarak dengan orang lain, menjadi pendiam atau lebih suka menyendiri. Namun tidak selamanya salah jurusan membuat seseorang putus semangat di dalam perkuliahan, justru sekarang mahasiswa mengimbanginya dengan aktif bersosialisasi dan berorganisasi untuk mendapatkan soft skill, jadi walaupun secara akademik kurang, tapi soft skill menutupi kekurangan itu, dengan memperoleh soft skill yang tinggi, rasa percaya diri dalam mahasiswa akan tumbuh. Kalau penurunan rasa percaya diri, penulis tidak mengalami, tetapi bisa dibilang ini pengalaman teman penulis.

Hal di atas hanya sebagian kecil dari berbagai macam dampak yang terjadi jika salah memilih jurusan. Tapi hal tersebut dapat kita cegah apabila kita memilih jurusan dengan cermat. Berikut langkah-langkah yang bisa kita lakukan dalam memilih jurusan di perguruan tinggi :

1. Mencari tahu informasi jurusan perkuliahan melalui guru BK (Bimbingan dan Konseling).

"itu kok masuk ruang BK?" "Wah ada masalah apa ya", mungkin itu adalah hal yang dikatakan oleh beberapa warga sekolah saat kita masuk ke ruang BK, padahal siswa yang masuk ke ruang BK belum tentu yang bermasalah juga. Guru BK juga adalah sarana bagi kita untuk meneruskan jejnjang pendidikan yang selanjutnya, Jika mencari informasi jurusan perkuliahan melalui guru BK juga akan terjalin komunikasi yang baik karena guru BK juga dapat memberikan arahan kepada siswa terutama kepada siswa masih bingung dan tidak tahu sama sekali mengenai jurusan yang akan dipilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun