Mohon tunggu...
Lisa Calista
Lisa Calista Mohon Tunggu... Penulis - Anak kuliahan yang aktif organisasi dan suka kepoin hal baru :)

Learning is endless, and experience is the best teacher.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kesempatan Lahirnya Hanya Sekali: Menjadi Ketua OSIS

15 Juni 2020   23:20 Diperbarui: 15 Juni 2020   23:49 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haii sobat! Kali ini saya mau share tentang kehidupan sekolah saya, ya.. Mungkin sifatnya lebih personal, tetapi moga-moga bisa bermanfaat.

Menurut saya, sejak kita lahir, pergumulan hidup sudah dimulai. Misal, bisa jadi kita lahir dalam kondisi kurang sehat, sehingga perlu dirawat lebih lama di rumah sakit. Sesehat apapun, ibu kita masih perlu memberi asupan gizi lebih eksklusif kepada kita ketimbang pada anak usia 10 tahun karena bayi lebih rentan terhadap penyakit.

Sejak masuk kelas 7, saya selalu ingin berusaha untuk aktif dalam kegiatan sekolah, terutama organisasi sekolah. Sedari kecil, ingin sekali rasanya bisa mengadakan acara, belajar komunikasi, bekerja behind the scenes, dll.. 

Masuk deh ke organisasi pramuka, tetapi gagal masuk OSIS, karena jumlah peserta OSIS terbatas dan saat itu banyak sekali yang mau ikut berpartisipasi. Mungkin karena masih newbie, belum punya reputasi.. Yang masuk itu biasanya punya kakak yang pernah ikut OSIS.

Jadi ya sudah, dijalankan saja.. mana saya waktu itu masih melihat-lihat dunia SMP seperti apa, masih belajar banyak hal mengenai sistem kurikulum yang cukup berbeda dengan SD, jadi yahh.. terima-terima saja, walaupun awalnya agak kesal karena merasa diri punya potensi yang tidak dipertimbangkan.

Sebagai pengganti, saya menguatkan hati saya untuk mengejar harapan-harapan saya, seperti belajar lebih giat, belajar nyanyi karena saya suka menyanyi, baca buku novel dan artikel (khususnya bahasa Inggris), adapun beberapa yang saya sudah lupa.

Di kelas 7 itu, saat ajang cup internal sekolah, saya mulai ikut lomba-lomba yang saya merasa saya cukup bisa, di antaranya lomba puisi dan lukis fashion design.

Nah, fashion design merupakan salah satu hal menarik bagi saya saat itu, karena awalnya saya tidak mengenalnya sama sekali. Respon saya awalnya seperti, "Oh, itu yang gambar-gambar baju," -- cukup sesederhana itu dan tidak lebih lagi.

Namun setelah beberapa tahun lewat kelas 7 menelusuri bidang tersebut, ternyata banyak sekali, ya, yang harus diketahui dari sekedar "gambar baju".

Awalnya karena merasa tidak familiar, saya tidak mau ikut. Namun setelah dipaksa wali kelas saya yang melihat saya punya potensi dalam seni, saya pun akhirnya terpaksa ikut. Dengan modal 1 jenis drawing pen dan 1 set pensil warna Faber Castell isi 24, saya latihan setiap malam dengan googling dan coret-coret.

Lambat laun, hanya dalam jangka waktu sebulan tetapi intensif, guratan pensil saya semakin membaik dan perlahan-lahan saya belajar mewarnai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun