Mohon tunggu...
Joseph Widjaya
Joseph Widjaya Mohon Tunggu... Freelancer - pelajar

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Covid-19: Media, Corona?

1 April 2020   09:23 Diperbarui: 1 April 2020   09:28 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penyakit coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus baru yang belum teridentifikasi sebelumnya pada manusia.
Virus ini menyebabkan penyakit saluran pernapasan (seperti flu) dengan gejala seperti batuk, demam, dan pada kasus yang lebih parah, pneumonia. Anda dapat melindungi diri Anda dengan mencuci tangan secara rutin dan menghindari menyentuh wajah Anda.

Penyebaran utama coronavirus baru ini adalah melalui kontak dengan orang yang terinfeksi saat mereka batuk atau bersin, atau melalui tetesan air liur atau cairan hidung.

Sejak Presiden Indonesia, Joko Widodo, mengumumkan dua kasus pertama virus corona (COVID-19) di Indonesia, secara resmi Indonesia 'panik' corona. Fenomena panic buying pun terjadi, masyarakat membeli barang-barang tertentu terutama kebutuhan pokok dengan jumlah yang tidak masuk akal. Contohhny seperti harga masker yang melunjak dan barang pokok lainnya.

Prilaku Media dalam Penyebaran Virus Corona

Dalam pemberitaan korban COVID-19 , media cenderung menjual gelar dan instansi korban dalam judulnya. Contohnya pada judul berita "Pegawai Bank BNI Terindikasi Corona". Alih-alih memperingati masyarakat yang mungkin pernah berinteraksi dengan korban, ketakutan dan spekulasi negatif masyarakat akan instansi tersebut justru yang terjadi. Sepertinya berita-berita yang disajikan oleh media massa juga cenderung bicara tentang angka dan laporan kasus dalam pemberitaan ini. Beberapa berita justru melupakan nilai dari Arti berita itu sendiri. Perpaduan antara judul yang heboh, isi berita yang kurang edukatif, serta minimnya budaya literasi masyarakat Indonesia berakibat pada menularnya kepanikan di tengah masyarakat.

Bagaimana Media Harus Bertindak

Sebagai sumber informasi, yang pertama tentunya media massa tidak boleh melupakan kewajiban utamanya untuk mengedukasi masyarakat. Tidak hanya dengan memberikan data statistik korban COVID-19, edukasi yang dimaksud juga termasuk mengkomunikasikan penelitian dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Media juga berperan penting dalam membentuk persepsi dan keputusan publik tentang kesehatan. Media mendapat informasi terkait vaksin lewat jurnal-jurnal kesehatan atau rumah sakit. Maka kepiawaian media dalam menyampaikan informasi yang mencerdaskan masyarakat terkait COVID-19 akan mempengaruhi keputusan publik terkait peningkatan kesehatan. Optimisme publik juga harus dibangun lewat media. Informasi terkini memang harus disampaikan. Namun mari tetap berimbang dalam pemberitaan. 

Media tidak boleh lupa untuk memposisikan diri sebagai sarana kontrol masyarakat terhadap kebijakan publik, dalam hal ini terkait COVID-19. Sudah selayaknya media massa bersatu dalam keberpihakan pada kepentingan publik. Dengan kekuatan yang sedemikian besar, media mampu menjadi jembatan untuk mendorong pemerintah agar mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berdampak positif sekaligus mengedukasi masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun