Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Misteri "Critical Eleven" dalam Dunia Penerbangan

10 Januari 2021   18:05 Diperbarui: 11 Januari 2021   04:08 3096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar : kompas.com

Pesawat tersebut kemudian mengarah ke barat laut. Namun kemudian, dalam hitungan detik, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang dari pantauan layar radar.

Dari kronologi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak tak lama setelah lepas landas. Kita megenal istilah critical eleven atau Plus Three Minus Eight dalam dunia penerbangan.

Istilah critical eleven mengacu pada waktu krisis di mana 80% kecelakaan pesawat di seluruh dunia, dilaporkan terjadi pada tiga menit pertama setelah tinggal landas atau delapan menit terakhir penerbangan sebelum mendarat.

Critical eleven adalah waktu yang sangat penting dalam penerbangan sebuah pesawat. Dalam masa ini, pilot yang bertugas harus melakukan komunikasi secara intensif dengan petugas ATC untuk mengendalikan pesawat sesuai dengan standar operasi yang berlaku.

Pada tiga menit pertama digunakan untuk mencari posisi stabil dan mengontrol kecepatan ketika pesawat mulai lepas landas. Sedangkan delapan menit terakhir digunakan untuk menurunkan kecepatan untuk persiapan mendarat.

Oleh karena itu, dalam rentang waktu critical eleven, awak kabin dilarang berkomunikasi dengan pilot dan co-pilot kecuali ada hal darurat. Pilot dan co-pilot hanya berfokus pada aktivitas yang terkait dengan kontrol pesawat.

Dalam masa critical eleven para penumpang diarahkan untuk mengencangkan sabuk pengaman, menutup meja, menegakkan sandaran kursi dan membuka penutup jendela. Prosedur ini diberikan untuk memudahkan jalannya evakuasi bila terjadi keadaan darurat.

Saat pendaratan darurat, penumpang hanya punya waktu 90 detik untuk menyelamatkan diri, keluar dari pesawat. Jika tidak, penumpang akan kekurangan oksigen atau bahkan meninggal akibat terlalu banyak menghirup asap.

Jika terjadi pendaratan darurat di atas air, penumpang harus segera keluar dari pintu darurat agar tidak tenggelam ke dalam laut, bersama jatuhnya badan pesawat.

Karenanya, dalam masa critical eleven, penumpang disarankan untuk tidak tidur agar bisa fokus pada arahan awak kabin dan selalu waspada pada kondisi pesawat.

Pengalaman mengalami masa darurat dalam masa critical eleven pernah dialami istri saya saat penerbangan dari Pekanbaru menuju Jakarta awal tahun 2020 lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun