Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Dari Pasar Rombeng Selatpanjang, Orang Batak Jadi Sarjana

29 November 2020   06:30 Diperbarui: 29 November 2020   09:04 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
web.facebook.com/pakaiansekenmurah

Saat seorang penjual rombeng membuka 'bal' baru, bisasanya kiosnya akan dipenuhi oleh orang-orang yang tertarik dengan pakaian rombeng dari Singapura ini. Para calon pembeli akan berburu barang bagus dari bal yang baru dibuka. Jika beruntung, akan dapat pakaian yang sesuai dengan kualitas bagus.

Setelah aksi ramai-ramai buka 'bal' ini reda, penjual akan merapikan barang dagangan dengan menggantungkannya dengan hanger pada sebatang kayu. Dalam satu 'bal' bisa berisi ratusan pakaian tergantung jenisnya.

Harga jual pakaian rombeng dibandrol dengan harga beragam, tergantung ukuran dan kualitas. Celana jeans asli merk Levi's misalnya, rata-rata dihargai 50-100 ribu rupiah. T-Shirt merk Nike bisa diperoleh dengan harga 20-30 ribu rupiah.

Meski harga pakaian baru bisa didapat dengan harga yang dibandrol di pasar rombeng, namun bagi mereka yang tahu brand, membeli pakaian bekas masih menjadi pilihan. Apalagi jika dibandingkan soal kualitas, produk-produk barang bekas di pasar rombeng jauh lebih bagus dari barang-barang baru yang dijual.

Bagi penduduk Selatpanjang, mengenakan pakaian bekas dari pasar rombeng bukanlah sesuatu yang buruk. Bahkan orang-orang tertentu biasanya akan memamerkan pakaian yang dikenakan merupakan hasil perburuan dari pasar rombeng.

Inilah mengapa pasar rombeng dan pakaian bekas yang dijual masih ramai hingga saat ini. Bahkan dari usaha berjualan di pasar rombeng ini, tidak sedikit teman-teman saya yang telah menjadi sarjana karena orangtuanya berdagang pakaian bekas.

Berjualan pakaian bekas banyak dipilih orang-orang batak yang merantau ke Selatpanjang saat itu. Justru dari pakaian bekas, pintu rezeki terbuka lebar hingga mengantarkan anak-anak menjadi orang-orang berpendidikan tinggi.

Beberapa inang-inang dan namboru-namboru yang saya kenal dulu memang telah lanjut usia dan tidak berjualan lagi di sana. Namun, kios-kios pasar rombeng itu masih tetap ramai dengan digantikan para penjual lainnya yang lebih muda.

Hingga kini, para penjual pakaian bekas di pasar rombeng Selatpanjang juga masih didominasi orang batak. Hal ini yang menyebabkan orang batak dan pasar rombeng menjadi dua hal yang sering dikaitkan hingga kini.

Waktu masa-masa sekolah sebelum tahun 2001, orangtua saya juga beberapa kali membawa anak-anaknya ke pasar rombeng. Biasanya ibu mencari kain sprei dan sarung bantal bekas di pasar rombeng.

Biasanya inang-inang dan namboru-namboru yang jualan disana juga menawarkan barang jualannya kepada kami. Jika ada yang bagus, ibu saya juga bersedia membelinya untuk kebutuhan kami sekeluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun